It's been a long time~.
How are ya guys? It's about a year i never opened this blog and now i'd like to post some information.
Did you know guys? Now i'm a student of Nursing Academy in Jayakarta Nursing Academy (Akademi Keperawatan Jayakarta) *sparkled eyes*
Haha udah ya basa-basinya. Saya mau post makalah saya tentang Psikologi yaitu "Kepribadian Masa Tua." Bikin makalah ini butuh perjuangan karna musti cari referensinya dan itu susah :<. Mungkin kalo diliat dari isinya ga terlalu susah, tapi pas di konsul masyaallah.... salah terus :<.. Dan ini adalah makalah yang udah saya benerin sooo...Kalo ada yang mau repost jangan lupa cantumin sumbernya dari mana, jujur lebih enak kan???
“Kepribadian
Masa Tua”
Dibuat
Sebagai Nilai Tugas Psikologi
AKADEMI
KEPERAWATAN JAYAKARTA
TAHUN
2014/2015
A. KEPRIBADIAN
1.
Pengertian
Menurut Gordon w. allport, kepribadian adalah
organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
David Krech dan Richard S.Cruchfield (1969)
merumuskan definisi kepribadian sebagai berikut: kepribadian adalah integrasi
dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang
menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang berubah terus menerus.
Adolf Heuken S.J.dkk menyatakan kepribadian adalah
pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang
jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang social.
Berdasarkan definisi dari allport, Kretch dan
Cruchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian
sbb;
a.
Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang
terdiri dari aspek psikis, seperti: inteligensi, sifat, sikap, minat,
cita-cita, dst.
b.
Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi
dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus menerus, dan
terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
c.
Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu
mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang
bersifat tetap.
d.
Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan
yang ingin dicapai oleh individu.
Kepribadian
memiliki definisi yang berbeda dari setiap penelitinya. Berikut adalah
teori-teori yang berhasil dikemukakan oleh beberapa peneliti, yaitu:
1.
Psikoanalisis, Teori Sigmund Freud
Teori kepribadian Freud dapat diikhtisarkan
dalam rangka struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian. Menurut Freud,
kepribadian itu terdiri ataas tiga system atau aspek, yaitu:
1. Das Es
(The id), yaitu aspek biologis daripada kepribadian ini adalah aspek yang
orisinal. Dari aspek inilah kedua aspek yang lain diasalkan. Das Es berfungsi
dengan berpegang kepada prinsip kenikmatan, yaitu mencari keenakan dan
menghindarkan diri dari ketidakenakan.
2. Das Ich
(The Ego), yaitu aspek psikologis daripada kepribadian ini timbul dari
kebutuhan organism untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realistis.
3. Das Ueber Ich
(The Super Ego), yaitu aspek sosiologis daripada kepribadian ini merupakan
wakil nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana
ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan (dimasukkan) dengan
berbagai perintah dan larangan.
Kendatipun
ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, prinsip kerja, sifat dan
dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga
sukar (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku
manusia.
2. Psikologi
Analisis, Teori Carl Gustav Jung
Jung mulanya
adalah murid dari Freud. Namun karena berbeda perbedaan-perbedaan pendirian,
akhirnya memisahkan diri dan medirikan alirajn sendiri yang dberi nama
Psikologis Analitis. Jung berbicara tentang psike. Adapun yang dimaksud dengan
psike adalah oleh Jung adalah segala peristiwa Psike yang dapat kita artikan
kepribadian. Menurut Jung ada dua alam yaitu:
a. Alam
sadar (Kesadaran) yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar.
b. Alam
tidak sadar (Ketidaksadaran) yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap
dunia dalam yaitu dunia batin sendiri.
3. Individual
psychology, Teori Alfred Adler
Seperti Jung,
Adler juga mula-mula murid Freud, tetapi yang kemudian, karena
perbedaan-perbedaan pendapat memisahkan diri dan mendirikan aliran sendiri.
Teori Adler ini dapat dipahami lewat pengertian-pengertian pokok yang
dipergunakannya untuk membahas kepribadian.
Individual psychology mempunyai arti penting sebagai cara untuk memahami
sesame manusia. Aliran ini tidak mementingkan perumusan-perumusan yang teliti,
melainkan lebih mementingkan penyusunan petunjuk-petunjuk praktis untuk
memahami sesame manusia. Karena itu, justru di dalam lapangan pendidikan
pengaruh aliran ini besar, karena petunjuk-petunjuk itu sangat berguna di dalam
praktek pendidikan.
1. Aliran
ini menghendaki ditentukan tujuan-tujuan yang susila seperti:
a. Keharusan
memikul tanggung jawab,
b. Keharusan
menghadapi kesukaran-kesukaran hidup,
c. Mengikis
dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan,
d. Menyelami
diri sendiri dan membuka kecenderungan-kecenderungan egoistis yang tersembunyi
untuk kemudiam memberantasnya.
2. Optimisme
dalam bidang pendidikan.
Mengenai pengaruh pendidikan aliran ini berpandangan
optimistis. Kepribadian terutama diberi bentuk oleh pendidikan.
Bermacam-macamnya
ragamnya teori di dalam lapangan psikologi kepribadian yang telah dikemukakan
tadi, mungkin menimbulkan kesukaran m3engenai soak manakah teori yang
seharusnya dianut. Dalam hubungan dengan hal ini, pendirian yang paling baik
kiranya masing-masing teori itu memberikan penyorotan tertentu kepada segi-segi
tertentu daripada kepribadian manusia.
Satu hal lagi
yang kiranya sangat penting untuk dikemukakan, terutama dilihat dari sudut
pandangan, operasional adalah mengenai
bagaimana caranya kita mengungkap kepribadian manusia itu. Secara umum dapat
dikatakan bahwa semua metode psikologis dapat digunakan. Allpirt, seorang ahli
dalam lapangan psikologi kepribadian yang kenamaan, mengikhtisarkan berbagai
macam metode itu dalam 14 kelompok yaitu:
a. Studies
Of Cultural Setting
b. Physical
Record
c. Socials
Record
d. Personal
Records
e. Expressive
Movement
f. Ratings
g. Standardized
Tests
h. Miniature
Life Situations
i.
Statistical Analysis
j.
Laboratory Experiment
k. Dept
Analysis
l.
Ideal Types
m. Syntetic
Methods
Juga mengenai
metode-metode ini, mana yang seharusnya digunakan, sebaiknya kita mengambil
sikpa elektik. Dalam penelitian mengenai kepribadian tidak ada “one and only”
method; masing-masing metode itu mempunyai kebaikannya sendiri-sendiri.
Banyaknya penggunaan metode Roschach dan analisis statistic di Negara kira
bukanlah alas an utnuk menganggap bahwa hanya kedua metode tersebutlah yang
seharusnya dipakai.
Dengan berbekal
berbagai macam teori mengenai kepribadian dan berbagai macam metode penelitian
mengenai kepribadian tersebut diharapkan bahwa para pendidik akan dapat
memahami para anak didiknya dengan lebih baik, sehingga dapat lebih berhasil
menjalankan tugasnya. Secara operasional pemahaman kepribadian tersbut dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Kita
membuat gambran mengenai kepribadian manusia, yang secara hipotesis menukung
kualitas-kualitas psikologis tertentu.
b. Kita
pilih berbagai metode yang cocok untuk menyoroti berbagai kualitas yang secara
hipotesis ada pada kepribadian itu.
Mengenai hal
yang kedua itu, sekali lagi, jangan hanya digunakan sau macam metode ,
melainkan hendaklah digunakan kombinasi dari berbagai metode.
B. MASA TUA
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses
penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan
segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut
usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.
Setiap
rentang kehidupan memiliki tugas-tugas perkembangan, focus minat, hambatan dan
perubahan yang berbeda disetipa tahapannya. Masa tua ditandai dengan adanya
perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60-an biasanya terjadi penurunan kekuatan
fisik , sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Penyesuaian diri
terpusat disekitar pekerjaan dan keluarga pun menjadi lebih sulit daripada
penyesuaian pribadi dan social.
Usia
tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode
di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Oleh
karena itu, bagaimana pun baiknya individu-individu berusaha untuk menyesuaikan
diri hasilnya akan bergantung pada dasar-dasar yang ditanam pada tahap awal
kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan
harapan social dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang
diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru atau harapan social usia muda.
Mengingat
sukarnya menetapkan batas-batas usia yang berlaku umum (universal) untuk menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka
dalam Psikologi Perkembangan sekarang ini lebih banyak digunakan
pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat perkembangan psikologi
manusia, antara lain seperti yang dikemukakan dalam ensiklopedia umum Internet
Wikipedia, yaitu sebagai berikut:
1. Dewasa
(adulthood) bisa mengandung banyak
arti. Tergantung dari sudut pandangnya, bahkan bisa saling bertentangan.
Sebagaimana sudah diuraikan diatas, seseorang bisa sudah dewasa secara
biologis, tetapi masih anak-anak secara social, atau menurut agama sudah boleh
menikah (akil balik), tetapi menurut undang-undang belum:
a. Dewasa
muda (young adulthood), biasanya
berusia diantara 19 dan 40, yaitu orang-orang yang masih sangat produktif dari
segi seksual, social dan ekonomi.
b. Usia
pertengahan (middle age) yaitu usia
antara dewasa muda dan usia lanjut. Sukuar untuk mendefinisikan batas usia
pertengahan, karena cukup banyak orang yang masih produktif jauh melampaui usia
40 tahun. Karena itu sebagai patokan hanya disebutkan bahwa usia pertengahan
adalah sekiar dua pertiga dari usia harapan hidup di masyarakat yang terkait.
c. Usia
lanjut (old age) yaitu usia yang
sudah melewati batas usia rata-rata harapan hidup yaitu sekitar umur 60 tahun
ke atas.
Dengan
demikian, batas usia-usia pertengahan dan usia lanjut bagi masyarakat yang
berbeda, bisa berbeda juga. Di Jepang misalnya, di mana usia harapan hidupnya
mencapai 72 tahun, seseorang yang berusia 69 tahun masih dianggap termasuk usia
pertengahan, sedangkan di Indonesia, yang usia harapan hidupnya 62 tahun, orang
tersebut sudah dianggap manusia lansia (lanjut usia).
1.
USIA
MADYA: PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL
Pada umumnya,
usia madya atau setengah baya dipandang sebagaimana usia diantara 40-60 tahun.
Masa ini pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental.
Pada usia 60 tahun, biasanya terjadi penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini
banyak yang mengalami perubahan-perubahan ini lebih lambat daripada masa lalu,
namun garis batas tradisional yang masih tampak meningkatnya kecenderungan
untuk pensiun pasca usia 40-an sengaja ataupun tidak sebgaja usia 60-an tahun
dianggap sebagai garis batas abtara usia madya dan usia lanjut.
Oleh
karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan
manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua subbagian , yaitu usia madya
dini yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun. Selama usia madya lanjut,
perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal yang
menjadi lebih tampak.
2.
KARAKTERISTIK
USIA MADYA
Seperti
halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan
dengan karakterisktik yang membuatnya berbeda. Berikut ini akan diuraikan
beberapa karakter penting.
a.
Usia
Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Ciri pertama dari usia madya ialah
masa tersebut merupakan periode yang sangat menakutkan. Diakui bahwa semakin
mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat
dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu, orang-orang dewasa tidak akan
mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia ini, sampai kalender dan cermin
memaksa mereka untuk mengakui hal ini.
Pria dan wanita mempunyai banyak alas an yang
kelihatan berlaku untuk mereka, untuk takut memasuki usia madya. Beberapa
diantaranya ialah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia
madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang
diduga disertai dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai
kebudayaan Negara lain. Semua ini member pengaruh yang kurang menguntungkan
terhadap sikapn orang dewasa pada saat memasuki usia madya, kebanyakan orang
dewasa menjadi rindu pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa
itu.
b.
Usia
Madya Merupakan Masa Transisi
Seperti
halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa
remaja kemudian dewasa. Demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan
wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki
masa suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh cirri-ciri jasmani
dan perilaku baru. Seperti yang telah diuraikan, bahwa periode ini merupana
masa di mana pria mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan.
Transisi
senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku
yang baru. Pada madya, cepat atau lambat, semua orang dewasa harus melakukan
penyesuaian diri terhadap berbagai penyesuaian jasmani dan harus menyadari
bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal.
Penyesuaian untuk mengubah peranan bahkan lebih sulit daripada penyesuaian
untuk mengubah kondisi jasmani dan minat.
Setiap
pria dan wanita pasti terdapat perubahan terhadap hubungan yang berpusat pada
pasangannya bila dibandingkan dengan hubungan yang berpusat pada keluarga selama
tahun-tahun awal periode deasa, ketika peran utama pria dan wanita dalam rumah
ialah sebagai orang tua.
Setiap
perubahan peran yang penting mungkin mengakibatkan suatu krisis yang besar atau
kecil. Selama usia madya, Kimmel telah mengidentifikasi tiga bentuk krisis
pengembangan yang umum dan hampir universal seperti berikut ini:
Pertama, “Dimana
kesalahan kami?” krisis ini terjadi apabila anak-anak gagal memebuhi harapan
orang tua dan para orang tua kemudian bertanya
apakah mereka telah menggunaka metode yang tepat dalam mendidik anak.
Kedua, duka
anaknya tidak dapat menerima pertambahan usianya, ini adalah krisis yang
timbul karena orang tua berusia lanjut
sehingga sering timbul reaksi dari anak-anaknya. “Saya benci menempatkan itu di
situ,” akibatnya, banyak orang tua berusia madya yang berusaha memecahkan
permasalahan mereka tentang lanjut usia.
Ketiga, “Bagaimana
saya dapat terus hidup?” krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya
pada suami istri.
c.
Usia
Madya Merupakan Masa Stress
Mammor
telah membagi sumber-sumber umum dari stress selama usia madya yang mengarah
pada ketidakseimbangan kedalam kategori utama, yaitu:
1. Stress
Somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
2. Stress
Budaya, berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan,
dan kesuksesan oleh kelompok bidaya tertentu.
3. Stress
Ekonomi, diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan
status symbol bagi seluruh anggota keluarga.
4. Stress
Psikologis, mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian anak
dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan atau rasa hilangnya masa muda dan
mendekati ambang kematian.
3.
TUGAS
PERKEMBANGAN MASA MADYA
Havirgust membagi tanggung jawab ini menjadi empat
kategori utama, yaitu:
1. Tugas
yang Berkaitan dengan Perubahan Fisik.
2. Tugas
yang Berkaitan dengan Perubahan Minat.
3. Tugas
yang Berkaitan dengan Penyesuaian Kejuruan.
4. Tugas
yang Berkaitan dengan Kehidupan Keluarga.
Seperti hal tugas-tugas dalam perkembangan pada
periode lainnya, tugas-tugas dari usia madya tidak seluruhnya dikuasai dalam
waktu yang sama atau dengan cara yang sama oleh setiap orang. Beberapa tugas
tampak lebih dikuasai daripada awal usia madya, dan lainnya pada akhir periode
tersebut. Walaupun demikian, keadaan ini akan bervariasi untuk individu yang
berbeda pula.
4.
PENYESUAIAN
DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK
Penyesuaian
diri terhadap perubahan fisik terasa lebih sulit karena adanya kenyataan bahwa
setiap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh
perilaku social yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul
bersama pada tahun-tahun sebelumnya.
Tanda-tanda
ketuaan yang paling nyata yang menjadi masalah pada pria dan wanita usia lanjut
usia sebagai berikut:
a. Berat
badan bertambah.
b. Berkurangnya
rambut dan beruban.
c. Perubahan
pada kulit.
d. Tubuh
menjadi gemuk.
e. Perubahan
otot.
f. Perubahan
pada gigi.
g. Perubahan
pada mata.
h. Perubahan
dalam kemampuan indra.
i.
Masalah persendian.
j.
Perubahan pada keberfungsian fisioligis.
k. Perubahan
pada kesehatan.
l.
Perubahan seksual [ pria dan wanita ]
Problem
utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah
biasa melewatkan hari-harinya dengan kesibukan-kesibukan pekerjaan yang
sekaligus juga merupakan pegangan hidup dan memberi rasa aman dan rasa harga
diri. Pada saat Ia pensiun, maka Ia kehilangan kesibukan, sekaligus merasa
mulai tidak diperlukan lagi. Bertepatan dengan itu, anak-anak mulai menikah dan
meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan untuk bepergian
jauh. Sebagai akibatnya, semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan
segera akan mengalami kemunduran-kemunduran mental. Hal terakhir ini
(kemunduran mental) disebabkan oleh mundurnya fungsi-fungsi otak, seperti lebih
sering lupa, daya konsentrasi berkurang, yang juga disebut kemunduran senile. Kemunduran senile ini lebih sering ditemukan
pada kelompok perempuan.
Pada
masa tua umumnya diikuti waktu masa pernsiun tiba, padahal orang yang bersangkutan
masih cukup kuat, maka harus diusahakan agar kesibukan-kesibukannya tidak
berhenti dengan tiba-tiba. Di Indonesia,
usia pensiun ialah 55 tahun, padahal pada usia tersebut lansia masih bisa
berkarya. Kondisi ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas karena jumlah
lansia cukup besar. Sebagai perbandingan, jumlah lansia Indonesia tahun1997
adalah 13.770.000 atau setara dengan 6% jumlah penduduk (BKKBN dalam Oswari,
1997). Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak,
antara lain:
1. Memberikan
masa bebas tugas sebelum pensiun,
2. Member
pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun (misalnya dijadikan penasihat,
anggota dewan komisioner, dll),
3. Mencari
pekerjaan lain dalam masa pensiun, dan
4. Melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran (hobby) dalam pensiun tersebut.
C. KEPRIBADIAN MASA TUA
Pada masa tua atau lanjut usia yang berkisar
antara umur 50-60 tahun, kata banyak orang, perilaku orang lanjut usia
mengalami perubahan, yakni
seperti anak kecil. Perubahan
kepribadian di usia tua yang dipahami banyak orang tersebut ternyata
belum tentu benar, kecuali jika memang sudah terjadi kerusakan pada syaraf
otaknya, sehingga mempengaruhi mentalnya, maka perilaku seperti anak kecil
berkemungkinan besar terjadi. Tetapi jika masih cukup sehat, dan tidak ada
masalah di syaraf otaknya, maka perilaku orang lanjut usia sangat tergantung dengan kepribadian di masa mudanya.
Menurut Dr
Mintarsih A Latief, psikiater dari Universitas Indonesia membenarkan adanya
beberapa perubahan secara
psikologis pada orang lanjut usia,
khususnya yang sudah berada di usia 50 atau 60 tahun. Penurunan ingatan,
perubahan hormonal, kondisi fisik yang tidak seprima di masa dewasa, dan
perubahan aktivitas yang dikarenakan perubahan fisik itu, hal-hal tersebut bisa
menimbulkan perubahan kondisi psikologis orang lanjut usia, bahkan menyebabkan
ketidakstabilan emosi pada mereka, merasa terasing atau diasingkan. Namun
kondisi tersebut akan berbeda-beda pada setiap orang lanjut usia tergantung dari tipe kepribadiannya. Berikut ini lima tipe
kepribadian yang biasanya terjadi pada orang
lanjut usia
menurut pendapat psikolog:
- Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), adalah tipe kepribadian yang realistis, melihat masalah secara obyektif, mau mendengar kritik, selalu berfikir positif, penuh kesabaran dan rasa syukur, dan senantiasa berusaha melakukan pembenahan diri. Biasanya tipe seperti ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap sampai di usia yang sangat tua.
- Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome. Post power sindrome adalah perasaan kehilangan pengaruh atau kekuasaan (di saat pensiun) sebagaimana yang biasanya didapat saat masih bekerja. Pada tipe ini, post power sindrome-nya akan semakin kuat apabila jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
- Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi ketika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang percaya diri, mudah ragu-ragu, tidak terbiasa dalam mempelajari, mempertimbangkan, mengambil keputusan serta tindakan terhadap suatu masalah. Sangat tergantung pada kemampuan pasangannya.
- Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, serta banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya "besar pasak daripada tiang" alias boros. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang biasa hidup sederhana, atau kurang bersyukur atas segala nikmat yang telah dan masih didapat.
- Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.
KESIMPULAN
Berdasarkan definisi dari allport, Kretch dan
Cruchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian,
yaitu epribadian merupakan kesatuan yang kompleks, Kepribadian bersifat
dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut
terdapat pola-pola yang bersifat tetap dan Kepribadian terwujud berkenaan
dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.
Setiap rentang kehidupan memiliki
tugas-tugas perkembangan, focus minat, hambatan dan perubahan yang berbeda
disetipa tahapannya. Masa tua ditandai dengan adanya perubahan jasmani dan
mental.
Usia tua adalah periode penutup
dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah
“beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak
dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Badan
kesehatan dunia (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia
(elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua
(very old) diatas 90 tahun.
Oleh
karena itu, bagaimana pun baiknya individu-individu berusaha untuk menyesuaikan
diri hasilnya akan bergantung pada dasar-dasar yang ditanam pada tahap awal
kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan
social dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang diperlukan pada
masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan untuk menyesuaikan diri
terhadap berbagai peran baru atau harapan social usia muda.
DAFTAR
PUSTAKA
Farozin, H.M. Dan Fathiyah, Kartika
Nur. (2004) Pemahaman Tingkah Laku.
Jakarta : RhinekaCipta.
Suryabrata, Sumardi. (2002) Psikoloogi Pendidikan. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Jahja, Yudrik. (2011) Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sarwono, Wirawan, Sarlito.(2010) Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog. See ya!