Catching Fire Kepribadian Masa Tua | Bernessa's Imagination

Senin, 03 November 2014

Kepribadian Masa Tua

Konnichiwa yo minna!
It's been a long time~.
How are ya guys? It's about a year i never opened this blog and now i'd like to post some information.
Did you know guys? Now i'm a student of Nursing Academy in Jayakarta Nursing Academy (Akademi Keperawatan Jayakarta) *sparkled eyes*
Haha udah ya basa-basinya. Saya mau post makalah saya tentang Psikologi yaitu "Kepribadian Masa Tua." Bikin makalah ini butuh perjuangan karna musti cari referensinya dan itu susah :<. Mungkin kalo diliat dari isinya ga terlalu susah, tapi pas di konsul masyaallah.... salah terus :<.. Dan ini adalah makalah yang udah saya benerin sooo...Kalo ada yang mau repost jangan lupa cantumin sumbernya dari mana, jujur lebih enak kan???




“Kepribadian Masa Tua”




Dibuat Sebagai Nilai Tugas Psikologi
AKADEMI KEPERAWATAN JAYAKARTA
TAHUN 2014/2015
A.   KEPRIBADIAN
1.    Pengertian
Menurut Gordon w. allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai system psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
David Krech dan Richard S.Cruchfield (1969) merumuskan definisi kepribadian sebagai berikut: kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu ke dalam suatu kesatuan yang unik yang menentukan, dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus menerus.
Adolf Heuken S.J.dkk menyatakan kepribadian adalah pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik yang jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang social.
Berdasarkan definisi dari allport, Kretch dan Cruchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian sbb;
a.       Kepribadian merupakan kesatuan yang kompleks, yang terdiri dari aspek psikis, seperti: inteligensi, sifat, sikap, minat, cita-cita, dst.
b.      Kesatuan dari kedua aspek tersebut berinteraksi dengan lingkungannya yang mengalami perubahan secara terus menerus, dan terwujudlah pola tingkah laku yang khas atau unik.
c.       Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap.
d.      Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.

Kepribadian memiliki definisi yang berbeda dari setiap penelitinya. Berikut adalah teori-teori yang berhasil dikemukakan oleh beberapa peneliti, yaitu:
1.      Psikoanalisis, Teori Sigmund Freud
Teori kepribadian Freud dapat diikhtisarkan dalam rangka struktur, dinamika, dan perkembangan kepribadian. Menurut Freud, kepribadian itu terdiri ataas tiga system atau aspek, yaitu:
1.      Das Es (The id), yaitu aspek biologis daripada kepribadian ini adalah aspek yang orisinal. Dari aspek inilah kedua aspek yang lain diasalkan. Das Es berfungsi dengan berpegang kepada prinsip kenikmatan, yaitu mencari keenakan dan menghindarkan diri dari ketidakenakan.
2.      Das Ich (The Ego), yaitu aspek psikologis daripada kepribadian ini timbul dari kebutuhan organism untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realistis.
3.      Das Ueber Ich (The Super Ego), yaitu aspek sosiologis daripada kepribadian ini merupakan wakil nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya, yang diajarkan (dimasukkan) dengan berbagai perintah dan larangan.
Kendatipun ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, prinsip kerja, sifat dan dinamika sendiri-sendiri, namun ketiganya berhubungan dengan rapatnya sehingga sukar (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
2.      Psikologi Analisis, Teori Carl Gustav Jung
Jung mulanya adalah murid dari Freud. Namun karena berbeda perbedaan-perbedaan pendirian, akhirnya memisahkan diri dan medirikan alirajn sendiri yang dberi nama Psikologis Analitis. Jung berbicara tentang psike. Adapun yang dimaksud dengan psike adalah oleh Jung adalah segala peristiwa Psike yang dapat kita artikan kepribadian. Menurut Jung ada dua alam yaitu:
a.       Alam sadar (Kesadaran) yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia luar.
b.      Alam tidak sadar (Ketidaksadaran) yang berfungsi mengadakan penyesuaian terhadap dunia dalam yaitu dunia batin sendiri.

3.      Individual psychology, Teori Alfred Adler
Seperti Jung, Adler juga mula-mula murid Freud, tetapi yang kemudian, karena perbedaan-perbedaan pendapat memisahkan diri dan mendirikan aliran sendiri. Teori Adler ini dapat dipahami lewat pengertian-pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian.  Individual psychology mempunyai arti penting sebagai cara untuk memahami sesame manusia. Aliran ini tidak mementingkan perumusan-perumusan yang teliti, melainkan lebih mementingkan penyusunan petunjuk-petunjuk praktis untuk memahami sesame manusia. Karena itu, justru di dalam lapangan pendidikan pengaruh aliran ini besar, karena petunjuk-petunjuk itu sangat berguna di dalam praktek pendidikan.

1.      Aliran ini menghendaki ditentukan tujuan-tujuan yang susila seperti:
a.       Keharusan memikul tanggung jawab,
b.      Keharusan menghadapi kesukaran-kesukaran hidup,
c.  Mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan kemasyarakatan,
d.      Menyelami diri sendiri dan membuka kecenderungan-kecenderungan egoistis yang tersembunyi untuk kemudiam memberantasnya.
2.      Optimisme dalam bidang pendidikan.
Mengenai pengaruh pendidikan aliran ini berpandangan optimistis. Kepribadian terutama diberi bentuk oleh pendidikan.
Bermacam-macamnya ragamnya teori di dalam lapangan psikologi kepribadian yang telah dikemukakan tadi, mungkin menimbulkan kesukaran m3engenai soak manakah teori yang seharusnya dianut. Dalam hubungan dengan hal ini, pendirian yang paling baik kiranya masing-masing teori itu memberikan penyorotan tertentu kepada segi-segi tertentu daripada kepribadian manusia.
Satu hal lagi yang kiranya sangat penting untuk dikemukakan, terutama dilihat dari sudut pandangan,  operasional adalah mengenai bagaimana caranya kita mengungkap kepribadian manusia itu. Secara umum dapat dikatakan bahwa semua metode psikologis dapat digunakan. Allpirt, seorang ahli dalam lapangan psikologi kepribadian yang kenamaan, mengikhtisarkan berbagai macam metode itu dalam 14 kelompok yaitu:
a.       Studies Of Cultural Setting
b.      Physical Record
c.       Socials Record
d.      Personal Records
e.       Expressive Movement
f.       Ratings
g.      Standardized Tests
h.      Miniature Life Situations
i.        Statistical Analysis
j.        Laboratory Experiment
k.      Dept Analysis
l.        Ideal Types
m.    Syntetic Methods
Juga mengenai metode-metode ini, mana yang seharusnya digunakan, sebaiknya kita mengambil sikpa elektik. Dalam penelitian mengenai kepribadian tidak ada “one and only” method; masing-masing metode itu mempunyai kebaikannya sendiri-sendiri. Banyaknya penggunaan metode Roschach dan analisis statistic di Negara kira bukanlah alas an utnuk menganggap bahwa hanya kedua metode tersebutlah yang seharusnya dipakai.
Dengan berbekal berbagai macam teori mengenai kepribadian dan berbagai macam metode penelitian mengenai kepribadian tersebut diharapkan bahwa para pendidik akan dapat memahami para anak didiknya dengan lebih baik, sehingga dapat lebih berhasil menjalankan tugasnya. Secara operasional pemahaman kepribadian tersbut dapat digambarkan sebagai berikut:
a.       Kita membuat gambran mengenai kepribadian manusia, yang secara hipotesis menukung kualitas-kualitas psikologis tertentu.
b.      Kita pilih berbagai metode yang cocok untuk menyoroti berbagai kualitas yang secara hipotesis ada pada kepribadian itu.
Mengenai hal yang kedua itu, sekali lagi, jangan hanya digunakan sau macam metode , melainkan hendaklah digunakan kombinasi dari berbagai metode.

B.  MASA TUA
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Setiap rentang kehidupan memiliki tugas-tugas perkembangan, focus minat, hambatan dan perubahan yang berbeda disetipa tahapannya. Masa tua ditandai dengan adanya perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60-an biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik , sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Penyesuaian diri terpusat disekitar pekerjaan dan keluarga pun menjadi lebih sulit daripada penyesuaian pribadi dan social.
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Oleh karena itu, bagaimana pun baiknya individu-individu berusaha untuk menyesuaikan diri hasilnya akan bergantung pada dasar-dasar yang ditanam pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan social dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru atau harapan social usia muda.
Mengingat sukarnya menetapkan batas-batas usia yang berlaku umum (universal) untuk menetapkan tahap-tahap perkembangan manusia, maka dalam Psikologi Perkembangan sekarang ini lebih banyak digunakan pedoman-pedoman tertentu untuk menetapkan tingkat perkembangan psikologi manusia, antara lain seperti yang dikemukakan dalam ensiklopedia umum Internet Wikipedia, yaitu sebagai berikut:
1.      Dewasa (adulthood) bisa mengandung banyak arti. Tergantung dari sudut pandangnya, bahkan bisa saling bertentangan. Sebagaimana sudah diuraikan diatas, seseorang bisa sudah dewasa secara biologis, tetapi masih anak-anak secara social, atau menurut agama sudah boleh menikah (akil balik), tetapi menurut undang-undang belum:
a.       Dewasa muda (young adulthood), biasanya berusia diantara 19 dan 40, yaitu orang-orang yang masih sangat produktif dari segi seksual, social dan ekonomi.
b.      Usia pertengahan (middle age) yaitu usia antara dewasa muda dan usia lanjut. Sukuar untuk mendefinisikan batas usia pertengahan, karena cukup banyak orang yang masih produktif jauh melampaui usia 40 tahun. Karena itu sebagai patokan hanya disebutkan bahwa usia pertengahan adalah sekiar dua pertiga dari usia harapan hidup di masyarakat yang terkait.
c.       Usia lanjut (old age) yaitu usia yang sudah melewati batas usia rata-rata harapan hidup yaitu sekitar umur 60 tahun ke atas.
Dengan demikian, batas usia-usia pertengahan dan usia lanjut bagi masyarakat yang berbeda, bisa berbeda juga. Di Jepang misalnya, di mana usia harapan hidupnya mencapai 72 tahun, seseorang yang berusia 69 tahun masih dianggap termasuk usia pertengahan, sedangkan di Indonesia, yang usia harapan hidupnya 62 tahun, orang tersebut sudah dianggap manusia lansia (lanjut usia).

1.      USIA MADYA: PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL
            Pada umumnya, usia madya atau setengah baya dipandang sebagaimana usia diantara 40-60 tahun. Masa ini pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun, biasanya terjadi penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami perubahan-perubahan ini lebih lambat daripada masa lalu, namun garis batas tradisional yang masih tampak meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pasca usia 40-an sengaja ataupun tidak sebgaja usia 60-an tahun dianggap sebagai garis batas abtara usia madya dan usia lanjut.
Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua subbagian , yaitu usia madya dini yang membentang dari usia 40 hingga 50 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal yang menjadi lebih tampak.
2.      KARAKTERISTIK USIA MADYA

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan dengan karakterisktik yang membuatnya berbeda. Berikut ini akan diuraikan beberapa karakter penting.

a.      Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
            Ciri pertama dari usia madya ialah masa tersebut merupakan periode yang sangat menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu, orang-orang dewasa tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia ini, sampai kalender dan cermin memaksa mereka untuk mengakui hal ini.
Pria dan wanita mempunyai banyak alas an yang kelihatan berlaku untuk mereka, untuk takut memasuki usia madya. Beberapa diantaranya ialah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh berbagai kebudayaan Negara lain. Semua ini member pengaruh yang kurang menguntungkan terhadap sikapn orang dewasa pada saat memasuki usia madya, kebanyakan orang dewasa menjadi rindu pada masa muda mereka dan berharap dapat kembali ke masa itu.
b.      Usia Madya Merupakan Masa Transisi
Seperti halnya masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja kemudian dewasa. Demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki masa suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh cirri-ciri jasmani dan perilaku baru. Seperti yang telah diuraikan, bahwa periode ini merupana masa di mana pria mengalami perubahan keperkasaan dan wanita dalam kesuburan.
Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang baru. Pada madya, cepat atau lambat, semua orang dewasa harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai penyesuaian jasmani dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal. Penyesuaian untuk mengubah peranan bahkan lebih sulit daripada penyesuaian untuk mengubah kondisi jasmani dan minat.
Setiap pria dan wanita pasti terdapat perubahan terhadap hubungan yang berpusat pada pasangannya bila dibandingkan dengan hubungan yang berpusat pada keluarga selama tahun-tahun awal periode deasa, ketika peran utama pria dan wanita dalam rumah ialah sebagai orang tua.
Setiap perubahan peran yang penting mungkin mengakibatkan suatu krisis yang besar atau kecil. Selama usia madya, Kimmel telah mengidentifikasi tiga bentuk krisis pengembangan yang umum dan hampir universal seperti berikut ini:
Pertama, “Dimana kesalahan kami?” krisis ini terjadi apabila anak-anak gagal memebuhi harapan orang tua dan para orang tua kemudian bertanya  apakah mereka telah menggunaka metode yang tepat dalam mendidik anak.
Kedua, duka anaknya tidak dapat menerima pertambahan usianya, ini adalah krisis yang timbul  karena orang tua berusia lanjut sehingga sering timbul reaksi dari anak-anaknya. “Saya benci menempatkan itu di situ,” akibatnya, banyak orang tua berusia madya yang berusaha memecahkan permasalahan mereka tentang lanjut usia.
Ketiga, “Bagaimana saya dapat terus hidup?” krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya pada suami istri.
c.       Usia Madya Merupakan Masa Stress
Mammor telah membagi sumber-sumber umum dari stress selama usia madya yang mengarah pada ketidakseimbangan kedalam kategori utama, yaitu:
1.      Stress Somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
2.      Stress Budaya, berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan, keperkasaan, dan kesuksesan oleh kelompok bidaya tertentu.
3.      Stress Ekonomi, diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan memberikan status symbol bagi seluruh anggota keluarga.
4.      Stress Psikologis, mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan atau rasa hilangnya masa muda dan mendekati ambang kematian.

3.      TUGAS PERKEMBANGAN MASA MADYA
Havirgust membagi tanggung jawab ini menjadi empat kategori utama, yaitu:
1.      Tugas yang Berkaitan dengan Perubahan Fisik.
2.      Tugas yang Berkaitan dengan Perubahan Minat.
3.      Tugas yang Berkaitan dengan Penyesuaian Kejuruan.
4.      Tugas yang Berkaitan dengan Kehidupan Keluarga.
Seperti hal tugas-tugas dalam perkembangan pada periode lainnya, tugas-tugas dari usia madya tidak seluruhnya dikuasai dalam waktu yang sama atau dengan cara yang sama oleh setiap orang. Beberapa tugas tampak lebih dikuasai daripada awal usia madya, dan lainnya pada akhir periode tersebut. Walaupun demikian, keadaan ini akan bervariasi untuk individu yang berbeda pula.
4.      PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK
Penyesuaian diri terhadap perubahan fisik terasa lebih sulit karena adanya kenyataan bahwa setiap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan lagi oleh perilaku social yang kurang menyenangkan terhadap perubahan normal yang muncul bersama pada tahun-tahun sebelumnya.
Tanda-tanda ketuaan yang paling nyata yang menjadi masalah pada pria dan wanita usia lanjut usia sebagai berikut:
a.       Berat badan bertambah.
b.      Berkurangnya rambut dan beruban.
c.       Perubahan pada kulit.
d.      Tubuh menjadi gemuk.
e.       Perubahan otot.
f.       Perubahan pada gigi.
g.      Perubahan pada mata.
h.      Perubahan dalam kemampuan indra.
i.        Masalah persendian.
j.        Perubahan pada keberfungsian fisioligis.
k.      Perubahan pada kesehatan.
l.        Perubahan seksual [ pria dan wanita ]
Problem utama pada orang-orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah biasa melewatkan hari-harinya dengan kesibukan-kesibukan pekerjaan yang sekaligus juga merupakan pegangan hidup dan memberi rasa aman dan rasa harga diri. Pada saat Ia pensiun, maka Ia kehilangan kesibukan, sekaligus merasa mulai tidak diperlukan lagi. Bertepatan dengan itu, anak-anak mulai menikah dan meninggalkan rumah. Badan mulai lemah dan tidak memungkinkan untuk bepergian jauh. Sebagai akibatnya, semangat mulai menurun, mudah dihinggapi penyakit dan segera akan mengalami kemunduran-kemunduran mental. Hal terakhir ini (kemunduran mental) disebabkan oleh mundurnya fungsi-fungsi otak, seperti lebih sering lupa, daya konsentrasi berkurang, yang juga disebut kemunduran senile. Kemunduran senile ini lebih sering ditemukan pada kelompok perempuan.
Pada masa tua umumnya diikuti waktu masa pernsiun tiba, padahal orang yang bersangkutan masih cukup kuat, maka harus diusahakan agar kesibukan-kesibukannya tidak berhenti dengan tiba-tiba.  Di Indonesia, usia pensiun ialah 55 tahun, padahal pada usia tersebut lansia masih bisa berkarya. Kondisi ini harus dilihat dalam konteks yang lebih luas karena jumlah lansia cukup besar. Sebagai perbandingan, jumlah lansia Indonesia tahun1997 adalah 13.770.000 atau setara dengan 6% jumlah penduduk (BKKBN dalam Oswari, 1997). Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak, antara lain:
1.      Memberikan masa bebas tugas sebelum pensiun,
2.      Member pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun (misalnya dijadikan penasihat, anggota dewan komisioner, dll),
3.      Mencari pekerjaan lain dalam masa pensiun, dan
4.      Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran (hobby) dalam pensiun tersebut.

C.  KEPRIBADIAN MASA TUA
Pada masa tua atau lanjut usia yang berkisar antara umur 50-60 tahun, kata banyak orang, perilaku orang lanjut usia mengalami perubahan, yakni seperti anak kecil. Perubahan kepribadian di usia tua yang dipahami banyak orang tersebut ternyata belum tentu benar, kecuali jika memang sudah terjadi kerusakan pada syaraf otaknya, sehingga mempengaruhi mentalnya, maka perilaku seperti anak kecil berkemungkinan besar terjadi. Tetapi jika masih cukup sehat, dan tidak ada masalah di syaraf otaknya, maka perilaku orang lanjut usia sangat tergantung dengan kepribadian di masa mudanya.

Menurut Dr Mintarsih A Latief, psikiater dari Universitas Indonesia membenarkan adanya beberapa perubahan secara psikologis pada orang lanjut usia, khususnya yang sudah berada di usia 50 atau 60 tahun. Penurunan ingatan, perubahan hormonal, kondisi fisik yang tidak seprima di masa dewasa, dan perubahan aktivitas yang dikarenakan perubahan fisik itu, hal-hal tersebut bisa menimbulkan perubahan kondisi psikologis orang lanjut usia, bahkan menyebabkan ketidakstabilan emosi pada mereka, merasa terasing atau diasingkan. Namun kondisi tersebut akan berbeda-beda pada setiap orang lanjut usia tergantung dari tipe kepribadiannya. Berikut ini lima tipe kepribadian yang biasanya terjadi pada orang lanjut usia menurut pendapat psikolog:
  1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), adalah tipe kepribadian yang realistis, melihat masalah secara obyektif, mau mendengar kritik, selalu berfikir positif, penuh kesabaran dan rasa syukur, dan senantiasa berusaha melakukan pembenahan diri. Biasanya tipe seperti ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang, dan mantap sampai di usia yang sangat tua.
  2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome. Post power sindrome adalah perasaan kehilangan pengaruh atau kekuasaan (di saat pensiun) sebagaimana yang biasanya didapat saat masih bekerja. Pada tipe ini, post power sindrome-nya akan semakin kuat apabila jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
  3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi ketika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang percaya diri, mudah ragu-ragu, tidak terbiasa dalam mempelajari, mempertimbangkan, mengambil keputusan serta tindakan terhadap suatu masalah. Sangat tergantung pada kemampuan pasangannya.
  4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, serta banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya "besar pasak daripada tiang" alias boros. Pada tipe ini kecenderungan pada masa mudanya kurang biasa hidup sederhana, atau kurang bersyukur atas segala nikmat yang telah dan masih didapat.
  5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.



KESIMPULAN

Berdasarkan definisi dari allport, Kretch dan Cruchfield, serta Heuken dapat disimpulkan pokok-pokok pengertian kepribadian, yaitu epribadian merupakan kesatuan yang kompleks, Kepribadian bersifat dinamis, artinya selalu mengalami perubahan, tetapi dalam perubahan tersebut terdapat pola-pola yang bersifat tetap dan Kepribadian terwujud berkenaan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh individu.
Setiap rentang kehidupan memiliki tugas-tugas perkembangan, focus minat, hambatan dan perubahan yang berbeda disetipa tahapannya. Masa tua ditandai dengan adanya perubahan jasmani dan mental.
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Oleh karena itu, bagaimana pun baiknya individu-individu berusaha untuk menyesuaikan diri hasilnya akan bergantung pada dasar-dasar yang ditanam pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan social dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru atau harapan social usia muda.




DAFTAR PUSTAKA
Farozin, H.M. Dan Fathiyah, Kartika Nur. (2004) Pemahaman Tingkah Laku. Jakarta : RhinekaCipta.

Suryabrata, Sumardi. (2002) Psikoloogi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Jahja, Yudrik. (2011) Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarwono, Wirawan, Sarlito.(2010) Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for visiting my blog. See ya!

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree CSS Templates dreamweaver