Catching Fire Konsep Sehat Sakit Dikaitkan Dengan Demam Typhoid | Bernessa's Imagination

Selasa, 03 Maret 2015

Konsep Sehat Sakit Dikaitkan Dengan Demam Typhoid

Yo, Ohayo!
Makalah baru terbit minna~.
Adakah yang belum tau demam typus itu apa? Atau udah pernah ngalamin? Alhamdulillah saya sendiri udah pernah diopname di rumah sakit gara2 penyakit yg satu ini dan rasanya itu..... bagi yg udah pernah ngalamin pasti tau lah ya hehe. Dan untuk yg belum semoga dijauhkan dari penyakit ini, aamiin. 

Demam typus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang telah tercemar oleh tinja. Nah, di makalah ini saya dkk mengaitkan penyakit typus dengan konsep sehat sakit. Masih banyak bgt kekurangan dlm makalah ini tapi saya harap ini bermanfaat buat kalian yg haus informasi sekecil apapun itu. Happy blogging! Don't forget to put the back-link!



BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Apabila lingkungan sehat maka bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana. Begitupun dengan bakterisalmonella typhi penyebab demam tifod akan lebih banyak terdapat pada lingkungan yang kotor dan tingkat perilaku hidup bersih sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut akan banyak terdapat disana. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya kesadaran mastarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat akan menjadi bimerang bagi masyarakat itu sendiri, khususnya lingkungan mereka akan lebih rentan terkena penyakit.
        Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi.Kuman Salmonella Typi  masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu  food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui  feses. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial
B.      Pertanyaan Masalah

1.       Apakah definisi Konsep Sehat Sakit
2.       Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsep sehat-sakit ?
3.       Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi status kesehatan ?
4.       Bagaimanakah tahapan proses sakit ?
5.       Apa saja dampak sakit ?
6.       Apa saja peran sakit ?
7.       Bagaimanakah efek saat pasien dirawat di Rumah Sakit ?

C.      Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Konsep sehat-sakit pada tifoid

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Konsep Sehat dan Sakit
Sehat  tidak  dapat  diartikan sesuatu  yang  statis, menetap  pada  kondisi tertentu,  tetapi  sehat  harus  dipandang  sesuatu  fenomena  yang  dinamis. Kesehatan  sebagai suatu  spektrum  merupakan suatu  kondisi  yang  fleksibel  antara  badan  dan  mental  yang dibedakan dalam  rentang yang  selalu berfluktuasi  atau berayun  mendekati  dan  menjauhi  puncak kebahagiaan  hidup  dari keadaan  sehat  yang  sempurna. Banyak yang  menjadi  rujukan  mengenai apa  itu  pengertian sehat sakit.
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
Pengertian sakit sendiri adalah suatu proses di mana ada gangguan dan  tidak ada kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada keabnormalan pada kondisi tubuh yang bisa mengganggu  aktifitasnya sehari- hari.

B.      Ciri-Ciri Sehat dan Sakit
1.       Ciri- ciri sehat
a)      Suhu normal 36,5°C – 37,5°C.
b)      Tubuhnya sehat bugar dan tidak lemas.
c)       Wajahnya berseri, tidak nyeri, emosi stabil
d)      Tidak ada gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
e)      Selalu berfikir positif dan tidak merasa ada gangguan.
f)       Mampu melaksanakan segala aktifitas dengan semangat.

           2.       Ciri-ciri Sakit
a)      Suhu abnormal > 38°C.
b)      Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas
c)       Wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri.
d)      Adanya gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
e)       Selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).

C.       Typhoid.
1.       Definisi Typhoid
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ). Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosasalmonella type A.B.C. penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999). Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002).

     2.       Penyebab Tifoid.
Kuman salmonela masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang tercemar, baik pada waktu memasak atau pun melalui tangan dan alat masak yang kurang bersih. Bersama makanan itu, kuman salmonela akan diserap oleh usus halus dan menyebar ke semua alat tubuh terutama hati dan limpa, sehingga membengkak dan nyeri. Kuman ini akan meneruskan perjalannya masuk peredaran darah dan masuk ke dalam kelenjar limfe, terutama di usus halus. Nah, di dalam dinding usus ini Salmonela membuat luka atau bahasa medisnya tukak berbentuk lonjong.
Tukak tersebut suatu saat dapat menimbulkan perdarahan atau robekan sehingga terjadi penyebaran infeksi ke dalam rongga perut. Kalau sudah parah maka perlu tindakan operasi untuk mengobatinya. Tak jarang hal ini dapat menimbulkan kematian. Selain itu, kuman salmonela yang masuk ke dalam tubuh juga mengeluarkan toksin (racun) yang akan menimbulkan gejala demam pada penderita.

D.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Sehat-Sakit Pada Tifoid
     1.       Faktor-faktor karakteristik:
a.       Umur
semua kelompok  umur dapat tertular tifoid,tetapi paling banyak adalah golongan dewasa umur muda.dideaerah endemik deman tifoid insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak,orang dewasa sering mengetahui infeksi yang sembuh sendiri dan menjadi kebal.
b.      Jenis Kelamin
distribusi jenis kelamin antara penderita pria dan wanita pada deman tifoid tak ada perbedaan tetapi pria lebih banyak terpapar dengan kuman salminella thypii dibandingkan dengan wanita,karena aktivitas diluar rumah lebih banyak.hal ini memungkinkan pria memiliki risiko lebih besar
c.       Tingkat Pendidikan
tingkat pendidikan sangat berhubungan dengan kemampuan baca tulis seseorang,sehingga yang punya kemampuan baca tulis akan berpeluang menerima informaso dan pengetahuan lebih.pengetahuan yang dimiliki akan mempengaruhi presepsi seseorang akan kinerja sehat dan sakit pada akhirnya akan mempengaruhi kebiasaan individu dan keluarga untuk hidup sehat termasuk upaya individu dan keluarga didalam melakukan pencegahan penyakit.
     2.       Sanitasi Lingkungan
Usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia.jadi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehinggga munculnya penyakit dapat dilihat
a.       Kepemilikian Sarana/Sumber Air Bersih
Seseorang yang memiliki sarana air bersih akan lebih leluasa mengunakan air bersih untuk berbagai keperluan termasuk untuk mandi,mencuci pakaian,mencuci tangan dan keperluan rumah tangga lainnya.sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki sarana air bersih sendiri akan cenderung membatasi pengunaan air bersih.bagi yang memiliki sedikit air lebih mudah terkena infeksi usus yang penularan melalui jari yang kotro.

b.      Kepemilikan Jamban Dan Kebiasan Buang Air Besar
Jamban merupakan sarana yang digunakan masyarakt sebagai tempat buang air besar sebgaia tempat pembuangan tinja,jamban sangat potensial menyebabkan ganguan bagi masyarkakat.gangguan ini dapat berupa estetika ,kenyaman dan kesehatan.membuang tinja pada tempat selain jamban masih merupakan kebiasaan pada beberapa masyarakat terutama yang tinggal di desa-desa walaupun mereka sendiri sudah memiliki jamban.tinja yang dibuang selain dijamban akan mudah menjadi tempat perindukan bakteri dan oleh vektor terkena dapat mencemari makana yang akan dikomsumsi manusia.

     3.       Perilaku
Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari individu terhadap lingkungan. Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Perilaku terbuka adlah yang dapat diketahui oleh oranglain tanpa mengunakan alat pantu. Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan mengunakan alat atau metode tetentu mislanya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut. Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditunjukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif  untuk kesehatan.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit’” atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat.


E.       Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan
Status kesehatan menggambarkan kondisi kesehatan pada waktu yang tertentu, sementara prilaku kesehatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu untuk memahami status kesehatannya, mempertahankan, mencegah penyakit, cara mencapai kondisi mental dan psikologi optimal.
Menurut Potter & Perry 1995, faktor yang mempengaruhi status kesehatan itu meliputi sebagai berikut :

1.       Komponen biologis: genetik, ras, seks, usia dan tingkat perkembangan
2.       Komponen psikologis: interaksi fikiran dan tubuh, konsep diri dan kepuasan kerja
3.       Komponen kognitif: gaya hidup dan keyakinan religios
4.      Geografi: telaah mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia
5.       Lingkungan: Kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
6.       Standar hidup yang ditetapkan
7.       Keluarga dan budaya


F.       Tahapan Proses Sakit
     1.       Tahap gejala
a.       Tahap Transisi :
Þ Individu percaya ada kelainan dalam tubuhnya, merasa dirinya tidak sehat, merasa timbulnya berbagai gejala, merasa ada bahaya.

Þ Mempunyai tiga asapek :
Secara Fisik              : Nyeri, panas tinggi,
Kognitif                     : Interpretasi terhadap gejala
Respon emosi        : Cemas
Þ Konsultasi dengan orang terdekat : gejala dan perasaan, kadang-kadang mencoba pengobatan di rumah.
     2.       Tahap asumsi terhadap sakit
a.       Penerimaan terhadap sakit.
b.      Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit.
c.       Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain, mengobati sendiri, mengikuti nasehat teman/keluarga.
d.      Akhir dari tahap ini ditemukan bahwa gejala telah berubah dan merasa lebih baik.
Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya.
Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman selanjutnya.
     3.       Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
a.       Individu yang sakit                : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif
  Sendiri
b.      Tiga type informasi               : Validasi keadaan sakit
  Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti
  Keyakinan bahwa mereka akan sembuh/lebih baik
c.       Jika tidak ada gejala             : Individu mempresepsikan dirinya telah sembuh, jika
  ada gejala kembali pada profesi kesehatan
     4.       Tahap ketergantungan
a.       Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa seseorang sakit, orang akan menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan.
b.      Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
c.       Perawat mempunyai tugas               :
1)      Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien dikaitkan dengan tahap perkembangan
2)      Support terhadap perilaku yang mengarah pada kemandirian
     5.       Tahap penyembuhan
a.       Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan kembali pada peran sehat dan fungsi sebelum sakit.
b.      Kesiapan untuk fungsi sosial.
c.       Perawat mempunyai tugas:
1)      Membantu pasien untuk berfungsi dengan meningkatkan kemandirian.
2)      Memberi harapan dan support
G.     Dampak Sakit
Dampak sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat dirumah maupun dirawat dirumah sakit, dampak tersebut dapat terjadi pada individu, keluarga dan masyarakat, dampak-dampak tersebut antara lain:
     1.       Terjadi perubahan peran pada keluarga.
     2.       Terjadinya gangguan psikologis.
     3.       Masalah keuangan, misalnya biaya perawatan dirumah sakit dan obat yang cukup mahal.
     4.       Kesepian akibat perpisahan, misalnya berpisah dengan keluarga.
     5.       Terjadinya perubahan kebiasaan sosial, misalnya tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
     6.       Terganggunya privasi seseorang, misalnya rasa nyaman terganggu.
     7.       Otonomi, misalnya klien selalu tergantung pada perawat, karena keterbatasan fisik dan semua fasilitas kesehatan telah disediakan.
     8.       Terjadinya perubahan gaya hidup, misalnya selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan penentuan proses keperawatan dan pengobatan
H.     Peran Sakit
     1.       Pengertian Peran Sakit ( sickness )
Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan tindakan si pemegang kedudukan sickness dimaksudkan reaksi personal, interpersonal dan cultural terhadap penyakit atau perasaan yang kurang nyaman.
2.       Manfaat Peran Sakit
Pada umumnya anggota masyarakat ingin menjadi orang sehat, atau lebih menyukai sehat daripada sakit Di pihak lain, peran sakit sebagai “penyimpangan”, merupakan bentuk perilaku adaptif yang dapat diterimamasyarakat. Sebagian anggota masyarakat memanfaatkan peran sakit untuk mengurangi konflik antara kebutuhan pribadi dengan tuntutan peran.
     3.       Gejala tipus
Gejala awal adalah demam tinggi, namun hal ini seringkali dianggap penyakit biasa sehingga hanya dibiarkan saja, yang pada akhirnya menjadi terlambat didiagnosis. Tipus pada umumnya berlangsung selama satu bulan, dan pada setiap minggunya akan meningkat ketahap baru dan terjadi perubahan gejala.
Empat tahap utama tifoid adalah:
a.       Tahap 1: penderita mengalami demam progresif tinggi disertai dengan mengeluarkan keringat yang banyak, juga sakit kepala dan batuk.
b.      Tahap 2: demam yang dirasakan penderita tetap tinggi, tapi umumnya akan memuncak dan mereda pada sore hari. Delirium adalah gejala umum dari tahap ini.
c.       Tahap 3 : pada tahap ini, tipus bisa menimbulkan risiko kesehatan yang cukup serius, seperti perdarahan usus dan atau perforasi. Bisa berakibat fatal jika ada komplikasi kesehatan lain yang diderita sebelumnya.
d.      Tahap 4: tahap terakhir atau keempat ditandai dengan penurunan demam, namun penderita akan terus terus mengalami delirium selama tahap ini.
Tips: Jangan pernah anggap remeh jika mengalami demam tinggi, apalagi sudah beberapa hari tak mereda dengan obat penurun panas. Tifus cepat disembuhkan jika terdeteksi dan diobati ketika masih dalam tahap awal. Pemeriksaan intensif oleh dokter sangat diperlukan untuk memperoleh pengobatan yang tepat, sehingga tidak sampai berlangsung ketahap selanjutnya.
     4.       Pengobatan
Pengobatan demam tifoid atau tifus terdiri dar berbagai jenis antibiotik, dan jenis obat antibiotik yang direkomendasikan tergantung pada tingkat resistensi antibiotik pada dareah atau wilayah tertentu. Jika disuatu wilayah resistensi antibiotiknya rendah, umumnya direkomendasikan jenis antibiotik yang lebih lemah. Akan tetapi jika tingkat resistenis yang lebih tinggi, mungkin memerlukan antibiotik yang lebih kuat. Selain itu, perubahan beberapa pola makan dan gaya hidup disarankan untuk mengendalikan pengaruh penyakit tipus.

I.        Model Sehat Sakit
Kontinum sehat sakit atau rentang sehat sakit Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dari kondisi sejahtera yang optimal, dengn energy yang paling maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan habisnya energy total”.
Menurut model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala kontimum sehat sakit:
     1.       Rentang sehat Rentang sakit.
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperwatan dalam konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang akan biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.
     2.       Model kesejahteraan tingkat tinggi
Model kesejahteraan tingkat tinggi berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada setiap individu utuk mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan arah yang memiliki tujuan tertentu dalam lingkungan. Model ini mencakup kemajuan tingkat fungsi ke arah yang lebih tinggi, yang menjadi suatu tantangan yang luas dimana individu mampu hidup dengan potensi yang paling maksimal, merupakan suatu proses yang dinamis,bukan suatu keadaan yang statis dan dinamis.

     3.       Model agen-penjamu-lingkungan
Menurut pendekatan ini, tingkat sehat sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan yang dinamis antara ketiga variable agen, pejamu dan lingkungan.
a.       Agen: factor internal atau eksternal yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit. Ex: seseorang terkena penyakit typoid, dimana agen adalah bakteri.
b.      Pejamu: seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit atau sakit tertentu. Ex: riwayat keluarga, usia, gaya hidup
c.       Lingkungan: seluruh factor yang ada diluar pejamu. Lingkungan fisik antara lain tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal. Lingkungan soaial terdiri dari interaksi seseorang dengan orang lain, termasuk stress, konflik dengan orang lain, kesulitan ekonomi, krisis hidup, kematian pasangan.

     4.       Model keyakinan kesehatan
Menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkannya.
a.       Komponen pertama adalah persepsi individu tentang kerentangan dirinya terhadap suatu penyakit, ex: klien perlu mengenal adanya penyakit diabetes militus melalui riwayat keluarganya, terutama jika dalam empat decade ada keluarga yang meninggal karena penyakit tersebut, maka klien munngkin akan merasakan risiko mengalami penyakit diabetes militus.
b.      Komponen kedua adalah persepsi indiividu terhadap keseriusan penyakit tertentu, dipengaruhi oleh variable demaografi dan sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit dan tanda-tanda untuk bertindak, komponen ketiga dimana seseorang akan mengambil tindakan preventif, missal mengubah gaya hidup.
c.       Model keyakinan kesehatan menbantu perawat memahami berbagai factor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, perilaku klien serta membantu perawat membuat rencana paling efektif untuk membantu klien memelihara atau memperoleh kembali status kesehatannya dan mencegah terjadinya penyakit.

     5.       Model Peningkatan Kesejahteraan
“Peningkatan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan klien” (Pender 1993, 1996). Model tersebut mengidentifikasi beberapa factor (demografi dan sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisipasi untuk meningkatkan kesehatan. Model tersebut juga mengatur berbagai tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi klien dalam perilaku peningkatan kesehatan (Pender, 1993, 1996)

J.        Tahapan Sakit Typoid
  1.       Pada awal Minggu Ketika penderita saat penderita terserang penyakit tipes ini biasanya gejalanya belum nampak karena ini tahapan awal penderita terjangkit tipes. Pada fase ini penderita akan mengalami kenaikan suhu badan secara drastis pada malam hari dan kembali membaik pada esok paginya. Mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah hingga terjadinya radang. pada hari ke 3 hingga hari ke 5 biasanya pada penderita akan muncul ruam yang berupa bintik-bintik kecil pada perut dan bagian atas lengan.
  2.       Ketika gejala tipes telah memasuki Minggu kedua , biasanya orang yang terjangkit penyakit ini masih akan tetap mengalami demam tinggi seperti Minggu sebelumnya namun pada Minggu kedua demam berlangsung terus menerus di tandai dengan melambatnya denyut nadi. Pada bagian tepi lidah penderita akan terlihat merah mengkilap sedangkan pada bagian dalam akan nampak berwarna merah yang agak gelap. Dari beberapa kejadian pada Minggu kedua ini penderita akan mengalami gangguan pendengaran.
  3.        Pada Minggu berikutnya. Pada tahapan ini biasanya akan terjadi penurunan suhu badan hingga mendekati normal, namun hal ini bukan merupakan tanda-tanda penderita akan sembuh tetapi ini adalah awal fase kritis, gejala yang seperti ini bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Ketika muncul keringat dingin, disertai perasaan gelisah dan sesak nafas, ini memberikan penggambaran bahwa terjadinya pendarahan hebat.
      4.       Setelah satu bulan menderita tipes. Nah inilah tahapan penyembuhan dan pemulihan di mana demam akan menurun dan dalam jangka waktu sepuluh hari selanjutnya, penderita tipes bisa melakukan kegiatan sehari-hari namun gejala tipes yang sama bisa terjadi dalam kurun waktu 2 Minggu berikutnya.

K.      Efek Saat Pasien Dirawat Dirumah Sakit.
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Penyebab anak stress meliputi :
1.    Psikososial, berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran.
2.    Fisiologis, kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri
3.    Lingkungan asing, kebiasaan sehari-hari berubah.
4.    Pemberian obat kimia, reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)
             5.       Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya
             6.       Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri
             7.       Selalu ingin tahu alasan tindakan
             8.       Berusaha independen dan produktif

Reaksi orang tua:
     1.      Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak
     2.      Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit
 
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
                   Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ). Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosasalmonella type A.B.C. penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Serta faktor-faktor(keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan) berpengaruh langsung kepada kesehatan dan juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai sacara optimal bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang tergangu(tidak normal) maka status kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal.

B.      Saran
Setelah kita tahu lebih banyak tentang konsep sehat-sakkit pada tofiid, mudah – mudahan bisa membantu kita semua untuk dapat menghadapi setiap masalah tifoid yang dialami dengan bijaksana. Segala persoalan dalam hidup bukanlah untuk di hindari tapi untuk di hadapi dengan bijaksana. Caranya dalah dengan memperlengkapi diri kita dengan skil hidup atau (lifely skil) yang terbaik untuk menghadapinya.


Daftar Pustaka

1.       Rahmad, Juwono.(1996). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3, FKUI, Jakarta
2.       Diagnosis of typhoid fever. Dalam : Background document : The diagnosis, treatment and Prevention of typhoid fever. World Health Organization, 2003;7-18.

2 komentar:

Obat Tradisional Penyakit Tipes mengatakan...

terimakasih banyak untuk artikel ini, informasi yang bermanfaat.

Obat Demam Tifoid Alami mengatakan...

terimakasih nih pembahasannya...

Posting Komentar

Thank you for visiting my blog. See ya!

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree CSS Templates dreamweaver