Yo, Ohayo!
Makalah baru terbit minna~.
Adakah yang belum tau demam typus itu apa? Atau udah pernah ngalamin? Alhamdulillah saya sendiri udah pernah diopname di rumah sakit gara2 penyakit yg satu ini dan rasanya itu..... bagi yg udah pernah ngalamin pasti tau lah ya hehe. Dan untuk yg belum semoga dijauhkan dari penyakit ini, aamiin.
Demam typus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica, khususnya turunannya yaitu Salmonella Typhi. Penyakit ini
dapat ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman
yang telah tercemar oleh tinja. Nah, di makalah ini saya dkk mengaitkan penyakit typus dengan konsep sehat sakit. Masih banyak bgt kekurangan dlm makalah ini tapi saya harap ini bermanfaat buat kalian yg haus informasi sekecil apapun itu. Happy blogging! Don't forget to put the back-link!
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lingkungan
yang bersih adalah lingkungan yang sehat. Apabila lingkungan sehat maka
bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana. Begitupun dengan
bakterisalmonella typhi penyebab
demam tifod akan lebih banyak terdapat pada lingkungan yang kotor dan tingkat
perilaku hidup bersih sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut akan banyak
terdapat disana. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya
kesadaran mastarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat akan menjadi bimerang
bagi masyarakat itu sendiri, khususnya lingkungan mereka akan lebih rentan
terkena penyakit.
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Thypi.Kuman Salmonella
Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang
tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,
yang dikenal dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari
tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk
ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung,
sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan
mencapai sel-sel retikuloendotelial
B.
Pertanyaan Masalah
1. Apakah definisi Konsep Sehat Sakit
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
konsep sehat-sakit ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
status kesehatan ?
4. Bagaimanakah tahapan proses sakit ?
5. Apa saja dampak sakit ?
6. Apa saja peran sakit ?
7. Bagaimanakah efek saat pasien dirawat di Rumah
Sakit ?
C. Tujuan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui “Konsep sehat-sakit pada tifoid”
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Konsep
Sehat dan Sakit
Sehat
tidak dapat diartikan sesuatu yang
statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi
sehat harus dipandang
sesuatu fenomena yang
dinamis. Kesehatan sebagai
suatu spektrum merupakan suatu kondisi
yang fleksibel antara
badan dan mental
yang dibedakan dalam rentang
yang selalu berfluktuasi atau berayun
mendekati dan menjauhi
puncak kebahagiaan hidup dari keadaan
sehat yang sempurna. Banyak yang menjadi
rujukan mengenai apa itu pengertian sehat sakit.
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan
(jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
Pengertian sakit sendiri adalah suatu
proses di mana ada gangguan dan tidak
ada kestabilan antara badan dan mental yang normal. Yang merujuk pada
keabnormalan pada kondisi tubuh yang bisa mengganggu aktifitasnya sehari- hari.
B.
Ciri-Ciri Sehat dan Sakit
1. Ciri- ciri sehat
a) Suhu normal
36,5°C – 37,5°C.
b) Tubuhnya sehat
bugar dan tidak lemas.
c) Wajahnya berseri,
tidak nyeri, emosi stabil
d) Tidak ada
gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
e) Selalu berfikir positif
dan tidak merasa ada gangguan.
f) Mampu
melaksanakan segala aktifitas dengan semangat.
2. Ciri-ciri Sakit
a) Suhu abnormal > 38°C.
b) Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan
tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas
c) Wajahnya pucat
dan tubuh terasa nyeri.
d) Adanya gangguan
fisik, psikis, maupun sosial.
e) Selalu berfikir bahwa dirinya sakit
(sugesti dalam dirinya sendiri).
C.
Typhoid.
1. Definisi Typhoid
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang
disebabkan oleh kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ). Tifoid
adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C.
penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Mansoer Orief.M. 1999). Demam tifoid adalah penyakit menular yang
bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem
retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi
nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002).
2. Penyebab Tifoid.
Kuman salmonela masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang
tercemar, baik pada waktu memasak atau pun melalui tangan dan alat masak yang
kurang bersih. Bersama makanan itu, kuman salmonela akan diserap oleh usus
halus dan menyebar ke semua alat tubuh terutama hati dan limpa, sehingga
membengkak dan nyeri. Kuman ini akan meneruskan perjalannya masuk peredaran
darah dan masuk ke dalam kelenjar limfe, terutama di usus halus. Nah, di dalam
dinding usus ini Salmonela membuat luka atau bahasa medisnya tukak berbentuk
lonjong.
Tukak tersebut suatu saat dapat menimbulkan perdarahan atau robekan
sehingga terjadi penyebaran infeksi ke dalam rongga perut. Kalau sudah parah
maka perlu tindakan operasi untuk mengobatinya. Tak jarang hal ini dapat
menimbulkan kematian. Selain itu, kuman salmonela yang masuk ke dalam tubuh
juga mengeluarkan toksin (racun) yang akan menimbulkan gejala demam pada
penderita.
D.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Konsep
Sehat-Sakit Pada Tifoid
1. Faktor-faktor karakteristik:
a. Umur
semua kelompok
umur dapat tertular tifoid,tetapi paling banyak adalah golongan dewasa
umur muda.dideaerah endemik deman tifoid insiden tertinggi didapatkan pada
anak-anak,orang dewasa sering mengetahui infeksi yang sembuh sendiri dan
menjadi kebal.
b. Jenis Kelamin
distribusi jenis kelamin antara penderita pria
dan wanita pada deman tifoid tak ada perbedaan tetapi pria lebih banyak
terpapar dengan kuman salminella thypii dibandingkan dengan wanita,karena
aktivitas diluar rumah lebih banyak.hal ini memungkinkan pria memiliki risiko
lebih besar
c. Tingkat Pendidikan
tingkat pendidikan sangat berhubungan dengan
kemampuan baca tulis seseorang,sehingga yang punya kemampuan baca tulis akan
berpeluang menerima informaso dan pengetahuan lebih.pengetahuan yang dimiliki
akan mempengaruhi presepsi seseorang akan kinerja sehat dan sakit pada akhirnya
akan mempengaruhi kebiasaan individu dan keluarga untuk hidup sehat termasuk
upaya individu dan keluarga didalam melakukan pencegahan penyakit.
2. Sanitasi Lingkungan
Usaha kesehatan masyarakat yang menitik
beratkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan manusia.jadi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap
berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehinggga munculnya penyakit dapat dilihat
a.
Kepemilikian
Sarana/Sumber Air
Bersih
Seseorang yang memiliki sarana air bersih akan
lebih leluasa mengunakan air bersih untuk berbagai keperluan termasuk untuk
mandi,mencuci pakaian,mencuci tangan dan keperluan rumah tangga
lainnya.sebaliknya bagi mereka yang tidak memiliki sarana air bersih sendiri
akan cenderung membatasi pengunaan air bersih.bagi yang memiliki sedikit air
lebih mudah terkena infeksi usus yang penularan melalui jari yang kotro.
b.
Kepemilikan
Jamban Dan Kebiasan
Buang Air Besar
Jamban merupakan sarana yang digunakan
masyarakt sebagai tempat buang air besar sebgaia tempat pembuangan tinja,jamban
sangat potensial menyebabkan ganguan bagi masyarkakat.gangguan ini dapat berupa
estetika ,kenyaman dan kesehatan.membuang tinja pada tempat selain jamban masih
merupakan kebiasaan pada beberapa masyarakat terutama yang tinggal di desa-desa
walaupun mereka sendiri sudah memiliki jamban.tinja yang dibuang selain
dijamban akan mudah menjadi tempat perindukan bakteri dan oleh vektor terkena
dapat mencemari makana yang akan dikomsumsi manusia.
3. Perilaku
Perilaku adalah segala bentuk tanggapan dari
individu terhadap lingkungan. Perilaku merupakan perwujudan dari adanya
kebutuhan. Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Perilaku
terbuka adlah yang dapat diketahui oleh oranglain tanpa mengunakan alat pantu.
Perilaku tertutup adalah perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan mengunakan
alat atau metode tetentu mislanya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut.
Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditunjukan
kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan
itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat tidak hanya
dilihat dari segi kesehatannya sendiri tapi harus dilihat dari seluruh segi
yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit’” atau kesehatan tersebut. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesehatan baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat.
E.
Faktor Yang
Mempengaruhi
Status
Kesehatan
Status kesehatan
menggambarkan kondisi kesehatan pada waktu yang tertentu, sementara prilaku
kesehatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu untuk memahami status
kesehatannya, mempertahankan, mencegah penyakit, cara mencapai kondisi mental
dan psikologi optimal.
Menurut
Potter & Perry 1995, faktor yang mempengaruhi status kesehatan itu meliputi
sebagai berikut :
1. Komponen biologis: genetik, ras, seks, usia
dan tingkat perkembangan
2. Komponen psikologis: interaksi fikiran dan
tubuh, konsep diri dan kepuasan kerja
3. Komponen kognitif: gaya hidup dan keyakinan
religios
4. Geografi: telaah
mengenai bumi sebagai tempat hidup manusia
5. Lingkungan: Kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
6. Standar hidup yang ditetapkan
7. Keluarga dan budaya
F.
Tahapan Proses Sakit
1. Tahap gejala
a. Tahap Transisi :
Þ Individu percaya ada kelainan dalam tubuhnya,
merasa dirinya tidak sehat, merasa timbulnya berbagai gejala, merasa ada
bahaya.
Þ Mempunyai tiga asapek :
Secara Fisik : Nyeri, panas tinggi,
Kognitif : Interpretasi terhadap
gejala
Respon emosi : Cemas
Þ Konsultasi dengan orang terdekat : gejala dan
perasaan, kadang-kadang mencoba pengobatan di rumah.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
a. Penerimaan terhadap sakit.
b. Individu mencari kepastian sakitnya dari
keluarga atau teman : menghasilkan peran sakit.
c. Mencari pertolongan dari profesi kesehatan
yang lain, mengobati sendiri, mengikuti nasehat teman/keluarga.
d. Akhir dari tahap ini ditemukan bahwa gejala
telah berubah dan merasa lebih baik.
Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang
sakitnya.
Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan
dan pengalaman selanjutnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
a. Individu yang sakit : meminta nasehat dari profesi kesehatan atas
inisiatif
Sendiri
b. Tiga type informasi : Validasi keadaan sakit
Penjelasan tentang gejala yang tidak
dimengerti
Keyakinan bahwa mereka akan sembuh/lebih baik
c. Jika tidak ada gejala : Individu mempresepsikan dirinya telah sembuh, jika
ada gejala kembali pada profesi kesehatan
4. Tahap ketergantungan
a. Jika profesi kesehatan memvalidasi
(memantapkan) bahwa seseorang sakit, orang akan menjadi pasien yang tergantung
untuk memperoleh bantuan.
b. Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan
yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
c. Perawat mempunyai tugas :
1) Mengkaji kebutuhan ketergantungan
pasien dikaitkan dengan tahap perkembangan
2) Support terhadap perilaku yang
mengarah pada kemandirian
5. Tahap penyembuhan
a. Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit
dan kembali pada peran sehat dan fungsi sebelum sakit.
b. Kesiapan untuk fungsi sosial.
c. Perawat mempunyai tugas:
1) Membantu pasien untuk berfungsi dengan
meningkatkan kemandirian.
2) Memberi harapan dan support
G.
Dampak Sakit
Dampak
sakit dapat terjadi pada individu yang telah mengalami sakit baik yang dirawat
dirumah maupun dirawat dirumah sakit, dampak tersebut dapat terjadi pada
individu, keluarga dan masyarakat, dampak-dampak tersebut antara lain:
1. Terjadi perubahan peran pada keluarga.
2. Terjadinya gangguan psikologis.
3. Masalah keuangan, misalnya biaya perawatan
dirumah sakit dan obat yang cukup mahal.
4. Kesepian akibat perpisahan, misalnya berpisah
dengan keluarga.
5. Terjadinya perubahan kebiasaan sosial,
misalnya tidak bisa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat atau lingkungan
sekitarnya.
6. Terganggunya privasi seseorang, misalnya rasa
nyaman terganggu.
7. Otonomi, misalnya klien selalu tergantung pada
perawat, karena keterbatasan fisik dan semua fasilitas kesehatan telah
disediakan.
8. Terjadinya perubahan gaya hidup, misalnya
selalu hati-hati dan menghindari hal-hal yang dilarang sesuai dengan penentuan
proses keperawatan dan pengobatan
H.
Peran Sakit
1.
Pengertian Peran Sakit ( sickness )
Peran adalah suatu
pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat
muncul dan menandai sifat dan tindakan si pemegang kedudukan sickness
dimaksudkan reaksi personal, interpersonal dan cultural terhadap penyakit atau
perasaan yang kurang nyaman.
2.
Manfaat Peran Sakit
Pada umumnya anggota masyarakat ingin menjadi
orang sehat, atau lebih menyukai sehat daripada sakit Di pihak lain, peran
sakit sebagai “penyimpangan”, merupakan bentuk perilaku adaptif yang dapat
diterimamasyarakat. Sebagian anggota masyarakat memanfaatkan peran sakit untuk
mengurangi konflik antara kebutuhan pribadi dengan tuntutan peran.
3.
Gejala tipus
Gejala awal adalah demam tinggi, namun hal ini
seringkali dianggap penyakit biasa sehingga hanya dibiarkan saja, yang pada
akhirnya menjadi terlambat didiagnosis. Tipus pada umumnya berlangsung selama
satu bulan, dan pada setiap minggunya akan meningkat ketahap baru dan terjadi
perubahan gejala.
Empat tahap utama tifoid adalah:
a. Tahap 1: penderita mengalami demam progresif
tinggi disertai dengan mengeluarkan keringat yang banyak, juga sakit kepala dan
batuk.
b. Tahap 2: demam yang dirasakan penderita tetap
tinggi, tapi umumnya akan memuncak dan mereda pada sore hari. Delirium adalah
gejala umum dari tahap ini.
c. Tahap 3 : pada tahap ini, tipus bisa
menimbulkan risiko kesehatan yang cukup serius, seperti perdarahan usus dan
atau perforasi. Bisa berakibat fatal jika ada komplikasi kesehatan lain yang
diderita sebelumnya.
d. Tahap 4: tahap terakhir atau keempat ditandai
dengan penurunan demam, namun penderita akan terus terus mengalami delirium
selama tahap ini.
Tips: Jangan pernah anggap remeh jika
mengalami demam tinggi, apalagi sudah beberapa hari tak mereda dengan obat
penurun panas. Tifus cepat disembuhkan jika terdeteksi dan diobati ketika masih
dalam tahap awal. Pemeriksaan intensif oleh dokter sangat diperlukan untuk
memperoleh pengobatan yang tepat, sehingga tidak sampai berlangsung ketahap selanjutnya.
4.
Pengobatan
Pengobatan demam tifoid atau tifus terdiri dar
berbagai jenis antibiotik, dan jenis obat antibiotik yang direkomendasikan
tergantung pada tingkat resistensi antibiotik pada dareah atau wilayah
tertentu. Jika disuatu wilayah resistensi antibiotiknya rendah, umumnya
direkomendasikan jenis antibiotik yang lebih lemah. Akan tetapi jika tingkat
resistenis yang lebih tinggi, mungkin memerlukan antibiotik yang lebih kuat. Selain
itu, perubahan beberapa pola makan dan gaya hidup disarankan untuk
mengendalikan pengaruh penyakit tipus.
I.
Model Sehat Sakit
Kontinum
sehat sakit atau rentang sehat sakit Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang
adalah tingkat sejahtera klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang
dari kondisi sejahtera yang optimal, dengn energy yang paling maksimum, sampai
kondisi kematian, yang menandakan habisnya energy total”.
Menurut
model kontinum sehat sakit, sehat adalah sebuah keadaan yang dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap perubahan
lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional,
intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sakit adalah
sebuah proses dimana fungsi individu mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan
dengan kondisi individu sebelumnya. Karena sehat dan sakit merupakan kualitas
yang relative, yang mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila
ditentukan sesui dengan titik tertentu pada skala kontimum sehat sakit:
1. Rentang sehat Rentang sakit.
Rentang sakit dapat digambarkan mulai setengah
sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang
sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat sekali dan sejahtera
sebagai status sehat yang paling tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka
paradigma keperwatan dalam konsep sehat sakit, memandang bahwa bentuk pelayanan
keperawatan yang akan biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat
terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah statusnya
dalam keadaan sakit atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan asuhan
keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin dicapai untuk
meningkatkan status kesehatannya.
2. Model kesejahteraan tingkat tinggi
Model kesejahteraan tingkat tinggi
berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada setiap individu utuk
mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan arah yang memiliki tujuan tertentu
dalam lingkungan. Model ini mencakup kemajuan tingkat fungsi ke arah yang lebih
tinggi, yang menjadi suatu tantangan yang luas dimana individu mampu hidup
dengan potensi yang paling maksimal, merupakan suatu proses yang dinamis,bukan
suatu keadaan yang statis dan dinamis.
3. Model agen-penjamu-lingkungan
Menurut pendekatan ini, tingkat sehat sakit
individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan yang dinamis antara ketiga
variable agen, pejamu dan lingkungan.
a. Agen: factor internal atau eksternal yang
dapat mengakibatkan terjadinya penyakit. Ex: seseorang terkena penyakit typoid,
dimana agen adalah bakteri.
b. Pejamu: seseorang atau sekelompok orang yang rentan
terhadap penyakit atau sakit tertentu. Ex: riwayat keluarga, usia, gaya hidup
c. Lingkungan: seluruh factor yang ada diluar
pejamu. Lingkungan fisik antara lain tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat
tinggal. Lingkungan soaial terdiri dari interaksi seseorang dengan orang lain, termasuk
stress, konflik dengan orang lain, kesulitan ekonomi, krisis hidup, kematian
pasangan.
4. Model keyakinan kesehatan
Menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang
dengan perilaku yang ditampilkannya.
a. Komponen pertama adalah persepsi individu tentang
kerentangan dirinya terhadap suatu penyakit, ex: klien perlu mengenal adanya
penyakit diabetes militus melalui riwayat keluarganya, terutama jika dalam
empat decade ada keluarga yang meninggal karena penyakit tersebut, maka klien
munngkin akan merasakan risiko mengalami penyakit diabetes militus.
b. Komponen kedua adalah persepsi indiividu
terhadap keseriusan penyakit tertentu, dipengaruhi oleh variable demaografi dan
sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit dan tanda-tanda untuk
bertindak, komponen ketiga dimana seseorang akan mengambil tindakan preventif,
missal mengubah gaya hidup.
c. Model keyakinan kesehatan menbantu perawat memahami
berbagai factor yang dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, perilaku klien serta
membantu perawat membuat rencana paling efektif untuk membantu klien memelihara
atau memperoleh kembali status kesehatannya dan mencegah terjadinya penyakit.
5. Model Peningkatan Kesejahteraan
“Peningkatan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
tingkat kesehatan klien” (Pender 1993, 1996). Model tersebut mengidentifikasi beberapa
factor (demografi dan sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan
partisipasi untuk meningkatkan kesehatan. Model tersebut juga mengatur berbagai
tanda kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi
klien dalam perilaku peningkatan kesehatan (Pender, 1993, 1996)
J.
Tahapan Sakit
Typoid
- Pada awal Minggu Ketika penderita saat penderita terserang penyakit tipes ini biasanya gejalanya belum nampak karena ini tahapan awal penderita terjangkit tipes. Pada fase ini penderita akan mengalami kenaikan suhu badan secara drastis pada malam hari dan kembali membaik pada esok paginya. Mengalami penurunan nafsu makan, mual, muntah hingga terjadinya radang. pada hari ke 3 hingga hari ke 5 biasanya pada penderita akan muncul ruam yang berupa bintik-bintik kecil pada perut dan bagian atas lengan.
- Ketika gejala tipes telah memasuki Minggu kedua , biasanya orang yang terjangkit penyakit ini masih akan tetap mengalami demam tinggi seperti Minggu sebelumnya namun pada Minggu kedua demam berlangsung terus menerus di tandai dengan melambatnya denyut nadi. Pada bagian tepi lidah penderita akan terlihat merah mengkilap sedangkan pada bagian dalam akan nampak berwarna merah yang agak gelap. Dari beberapa kejadian pada Minggu kedua ini penderita akan mengalami gangguan pendengaran.
- Pada Minggu berikutnya. Pada tahapan ini biasanya akan terjadi penurunan suhu badan hingga mendekati normal, namun hal ini bukan merupakan tanda-tanda penderita akan sembuh tetapi ini adalah awal fase kritis, gejala yang seperti ini bisa menyebabkan terjadinya pendarahan. Ketika muncul keringat dingin, disertai perasaan gelisah dan sesak nafas, ini memberikan penggambaran bahwa terjadinya pendarahan hebat.
4.
Setelah satu bulan menderita tipes.
Nah inilah tahapan penyembuhan dan pemulihan di mana demam akan menurun dan
dalam jangka waktu sepuluh hari selanjutnya, penderita tipes bisa melakukan
kegiatan sehari-hari namun gejala tipes yang sama bisa terjadi dalam kurun
waktu 2 Minggu berikutnya.
K.
Efek Saat Pasien
Dirawat Dirumah Sakit.
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan
menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung
pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Penyebab anak stress
meliputi :
1.
Psikososial, berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman
dan perubahan peran.
2.
Fisiologis, kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak
mengontrol diri
3.
Lingkungan asing, kebiasaan sehari-hari berubah.
4.
Pemberian obat
kimia,
reaksi anak saat dirawat
di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)
5. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman
sebayanya
6. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi
terhadap rasa nyeri
7. Selalu ingin tahu alasan tindakan
8. Berusaha independen dan produktif
Reaksi orang tua:
1. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit,
prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak
2. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan
pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tifoid adalah penyakit infeksi
akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi(Arief
Maeyer, 1999 ). Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan
gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella
type A.B.C. penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Serta
faktor-faktor(keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan)
berpengaruh langsung kepada kesehatan dan juga saling berpengaruh satu sama
lainnya. Status kesehatan akan tercapai sacara optimal bilamana keempat faktor
tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah satu
faktor saja berada dalam keadaan yang tergangu(tidak normal) maka status
kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal.
B. Saran
Setelah kita tahu lebih banyak tentang
konsep
sehat-sakkit pada tofiid, mudah – mudahan bisa membantu kita semua untuk dapat
menghadapi setiap
masalah tifoid yang dialami dengan bijaksana. Segala persoalan dalam hidup bukanlah
untuk di hindari tapi untuk di hadapi dengan bijaksana. Caranya dalah dengan
memperlengkapi diri kita dengan skil hidup atau (lifely skil) yang terbaik
untuk menghadapinya.
Daftar Pustaka
1.
Rahmad, Juwono.(1996). Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3,
FKUI, Jakarta
2.
Diagnosis of typhoid fever. Dalam : Background
document : The diagnosis, treatment and Prevention of typhoid fever. World
Health Organization, 2003;7-18.

2 komentar:
terimakasih banyak untuk artikel ini, informasi yang bermanfaat.
terimakasih nih pembahasannya...
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog. See ya!