Hella everyone who is reading my blog!
it's been a while, isn't it?
Well, kali ini saya memposting makalah (yg sebenernya udah selesai dari beberapa bulan lalu, tapi baru sempet di post sekarang) ttg kebutuhan cairan. Untuk lebih jelasnya mending langsung baca aja. Bagi yang ingin copas sertakan back-link nya ya. Happy reading and blogging!
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bila
tubuh kita sehat, keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam dan basa
dipertahankan di dalam tubuh tanpa upaya yang mencolok. Keseimbangan atau
homeostatis fisiologis ini, bergantung pada beragam proses fisiologis yang
mengatur asupan dan haluaran cairan serta pergerakan air dan terlarut diantara
komponen tubuh.
Hampir
setiap penyakit memiliki kemungkinan untuk mengancam keseimbangan ini. Bahkan
dalam kehidupan sehari-hari, suhu yang ekstrem atau aktivitas yang berlebihan
dapat mengganggu keseimbangan jika asupan air dan garam yang adekuat tidak
dipertahankan. Upaya terapi, seperti penggunaan diuretic atau penghisapan
nasogastrik, juga dapat menganggu homeostatis tubuh kecuali jika air dan
elektrolit digantikan.
B.
Rumusan Masalah
Tn.
Zali usia 67 tahun seorang pensiunan, ia mengalami pertambahan BB sebanyak 4,5
kg selama 2 bulan terakhir. Ia mengatakan cincinnya terlalu ketat sehingga
sulit dilepaskan, pergelangan kakinya membengkak jantungnya terkadang berdegup
keras, ia merasa sesak nafas.
1. Mengapa kebutuhan cairan penting bagi
tubuh ?
2. Coba jelaskan dengan skema atau bagan
distribusi cairan tubuh kita !
3. Coba jelaskan komposisi cairan tubuh!
4. Bagaimana mekanisme pengaturan cairan
tubuh?
5. system tubuh apa yang berperan dalam
pengaturan keseimbangan cairan?
6. Jelaskan factor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keseimbangan cairan!
7. Jelaskan istilah-istilah dibawah ini:
a. edema
b. overhidrasi
c. dehidrasi
d. kateterisasi
8. Mengacu pada kasus Tn. Zali terkait
cairan, istilah apa yang tepat untuk tuan zali?
9. Apa yang menyebabkan kondisi tuan zali
kelebihan cairan?
10. Jelaskan mengenai pengukuran atau penghitungan
keseimbangan cairan?
C.
Tujuan
1. Mendiskusikan fungsi, distribusi,
pergerakan, dan pengaturan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2. Menggambarkan pengaturan keseimbangan
asam-basa dalam tubuh, termasuk peran buffer, paru dan ginjal.
3. Mengidentifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.
4. Mengumpulkan data pengkajian yang
berhubungan dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.
5. Mengumpulkan data pengkajian yang
berhubungan dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KEBUTUHAN CAIRAN
Kenapa
kebutuhan cairan penting bagi tubuh? Jawabannya adalah karena proprosi tubuh
manusia sangat besar. Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa
adalah air; cairan tubuh primer. Bila tubuh sehat maka volume ini relative konstan
dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0.2 kg dalam 24 jam, tanpa
memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi.
Air
sangat penting untuk kesehatan dan fungsi sel normal yang berperan sebagai:
1. Sebuah medium untuk reaksi metabolic
di dalam sel.
2. Sebuah pengangkut zat gizi, produk
sisa, dan zat lain.
3. Sebuah pelumas.
4. Sebuah penyekat dan penyerap
guncangan.
5. Sebuah cara dalam mengatur dan
mempertahankan suhu tubuh.
Usia,
jenis kelamin, dan lemak tubuh mempengaruhi air tubuh total. Bayi memiliki proporsi
air terbesar, yaitu 70% sampai 80 % dari berat tubuhnya, tetapi proporsi air
tubuh menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada individu yang berusia lebih
dari 60 tahun, air tubuh menurun sampai sekitar 50%, jaringan lemakpada intinya
bebas air, sementara jaringan tanpa lemak mengandung sejumlah air secara
bermakna. Air memberikan persentase lebih besar pada berat tubuh orang kurus
dibandingkan orang gemuk. Wanita, yang secara proporsional memiliki lebih
banyak lemak dibandingkan pria, memiliki persentasi air tubuh yang lebih
rendah.
B.
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
Cairan
dalam tubuh didistribusikan dalam 2 kompartemen yang berbeda, salah satunya
terdiri atas cairan intraseluler dan yang lainnya cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler
(intracellular fluid/ICF) terdiri atas semua cairan yang berada dalam sel
tubuh, sekitar 42% dari jumlah total berat badan. Pada dewasa sekitar 2/3
jumlah total cairan tubuh (kira-kira 28 liter pada rata-rata berat badan pria
dewasa dan 20 liter pada wanita dewasa) terdiri atas cairan ekstraseluler
(ekstracelluler fluid/ECF).
Cairan
ekstraseluler adalah cairan semua cairan yang berada diluar sel, yang dibagi
dalam 3 kompartemen kecil, yaitu: cairan interstisial, cairan intravaskular,
dan cairan transeluler. Cairan ekstraseluler membentuk hingga 17% berat badan
total, atau 1/3 jumlah total cairan tubuh. Cairan interstisial, yang terdiri
atas cairan limfa, adalah cairan yang berada di antara sel dan di luar sistem
vaskular. Cairan intravascular adalah
plasma darah yang ditemukan pada sistem vaskular. Cairan transeluler adalah
cairan terpisah dari cairan tubuh lainnya yang dilindungi oleh selaput sel dan
terdiri atas cairan serebrospinal, pleural, gastrointestinal, intraokuler,
peritoneal, dan synovial. Kehilangan cairan transeluler dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
C.
KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Saat
cairan berpindah dari kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi yang
terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit.
Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur
dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan
listrik. Elektrolit yang bermuatan positif disebut kation (misalnya, Natrium
(Na+) , Kalium (K+), Kalsium (Ca2+). Elektrolit yang bermuatan negatif disebut
dengan anion (misalnya, Klorida (CL-), bikarbonat (HCO3-), sulfat (SO4-).
Jumlah volume cairan dan elektrolit harus dipertahankan dengan jumlah yang
sesuai dalam tubuh. Tabel 41-1 menunjukan distribusi elektrolit dalam cairan
tubuh.
|
TABEL 41-1 Distribusi Elektrolit dalam Cairan Tubuh
|
|
|
Elektolit
|
Cairan
Ekstraseluler
|
|
Natrium
(Na+)
Kalium
(K+)
Kalsium
(Ca2+)
Bikarbonat
(HCO3-)
Klorida
(CL-)
Magnesium
(Mg2+)
Fosfat
(PO42-)
|
135
- 145 mEq/L
3,5
– 5,0 mEq/L
4,5
– 5,5 mg/dl
22
– 26 (arteri) mEq/L
24
– 30 (vena) mEq/L
95
– 105 mEq/L
1,5
– 2,5 mEq/L
2,8
– 4,5 mg/dl
|
Elektrolit
adalah bagian yang sangat penting dalam fungsi tubuh. Nilai miliekuivalen per
liter (mEq/L) menunjukkan jumlah gram yang terdapat dalam larutan elektrolit
spesifik (zat terlarut) dalam 1 liter plasma (larutan). Gula yang dilarutkan
dalam air adalah contoh dari gula sebagai zat terlarut. Kristaloid adalah zat
terlarut yang terdiri atas garam dan koloid molekul besar yang tidak mudah
larut. Zat yang melarutkan zat terlarut dalam suatu larutan disebut dengan
pelarut (chernecky, Macklin, dan Murphy Ende , 2006). Contohnya pada gula dan
teh, teh merupakan pelarut. Dalam tubuh, air merupakan pelarut dan zat
terlarutnya adalah elektrolit oksigen, karbondioksida, glukosa, dan protein.
Mineral
dicerna sebagai suatu senyawa dan berada dalam jaringan dan cairan tubuh.
Mineral berfungsi untuk mempertahankan proses fisiologis. Mineral juga berperan
sebagai katalis dalam syaraf, kontraksi otot, dan metabolism nutrisi dalam
makanan. Mineral juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone
serta memperkuat struktur rangka. Contoh mineral adalah zat besi dan seng.
D.
PENGATURAN CAIRAN TUBUH
Pada orang sehat, volume dan komposisi
kimia kompartemen cairan teta[ berada dalam batasan aman yang sempit. Normalnya
asupan cairan dan kehilangan cairan seimbang. Penyakit dapat mengganggu
keseimbangan ini sehingga tubuh memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak
cairan.
1.
Asupan Cairan
Selama periode aktivitas sedang pada suhu
sedang, rata-rata orang dewasa meminum sekitar 1.500 mL cairan perhari tetapi
kebutuhannya adalah 2.500 mL perhari, butuh tambahan 1000 mL. volume tambahan
iniselama proses metabolic. Yang menarik, kandungan air dalam makanan relative
besar, dapat memberikan sekitar 750 mL perhari. Kandungan air dari sayuran
segar sekitar 90%, dari buah-buahan segar sekitar 85%, dan dari daging tanpa
lemak sekitar 60%.
Air yang dihasilkan dari metabolism makanan
terhitung sebagai volume sisa cairan yang paling dibutuhkan. Jumlahnya sekitar
200 mL perhari untuk rata-rata orang dewasa.
Mekanisme haus merupakan pengatur
primer asupan cairan. Pusat haus berlokasi di hipotalamus otak. Sejumlah
stimulus memicu pusat ini, termasuk tekanan osmotic cairan tubuh, volume
vascular, dan angiostensin (sebuah hormon yang dilepaskan sebagai respon
terhadap penurunan laliran darah ke ginjal).
2.
Haluaran Cairan.
Cairan yang keluar dari tubuh menjadi
penyeimbang asupan cairan rata-rata orang dewasa sebesar 2.500 mL.
3.
Mempertahankan Homeostatis
Volume dan komposisi cairan tubuh diatur
melalui beberapa mekanisme homeostatik. Sejumlah system tubuh turut andilpada
oengaturan ini, termasuk ginjal, system endoktrin, system kardiovaskular, paru,
dan system pencernaan. Hormone seperti antidiuretik (antidiuretik hormone, ADH;
juga dikenal sebagai arginin vasopressin atau AVP), system
rennin-angiostensin-aldosteron, dan factor natriuretik atrial dilibatkan,
sebagai mekanisme untuk memantau dan mempertahankan volume vascular.
E.
SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM
PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN
Cairan tubuh dipertahankan dalam kisaran
sempit yang sedikit bersifat alkali. pH normal darah arteri adalah 7,35 sampai
7,45. Asam secara kontinu diproduksi selama metabolism. Beberapa sistem tubuh
termasuk buffer, sistem pernapasan, dan sistem renal berperan aktif dalam
mempertahankan keseimbangan pH. Buffer membantu mempertahankan keseimbangan
asam-basa dengan menetralkan kelebihan asam atau basa. Paru dan ginjal membantu
mempertahankan pH normal baik dengan mengekskresikan atau mempertahankan asam
dan basa.
1. Sistem Buffer
Buffer mencegah perubahan berlebihan dalam pH
dengan mengeluarkan atau melepaskan ion hydrogen. Jika kelebihan ion hydrogen
terdapat dalam cairan tubuh, buffer berikatan dengan ion hydrogen, meminimalkan
perubahan pH. Kerja buffer bersifat cepat, tetapi kemampuannya terbatas dalam
mempertahankan atau mengembalikan keseimbangan asam-basa normal.
Sistem buffer utama dalam CES adalah sistem
bikarbonat dan asam bikarbonat saat asamnya kuat seperti asam hidroclorida
ditambahkan, asam ini akan berkombinasi dengan bikarbonat dan pH turun hanya
sedikit. Sebuah basa yang kuat seperti natrium hidroksida berkombinasi dengan
asam karbonat, asam yang lemah dalam asam buffer, dan pH tetap berada dalam
rentang normal yang sempit. Jumlah bikarbonat dan asam bikarbonat dalam tubuh
bervariasi, namun, selama resiko 20 bagian bikarbonat berbanding satu bagian
asam bikarbonat dipertahankan, pH tetap berada dalam rentang normal 7,35 sampai
7,45. Menambahkan asam yang kuat CES dapat mengubah rasio ini karena bikarbonat
berkurang dalam menetralkan asam. Apabila ini terjadi, pH menurun, terjadi
sebuah kondisi yang disebut asidosis. Rasio dapat juga diganggu dengan
menambahkan basa yang kuat ke CES, mengurangi asam bikarbonat saat berkombinasi
dengan basa. Dalam kasus ini, pH meningkat dan klien mengalami alkalosis.
Selain sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat, protein plasma, hemoglobin,
fosfat juga berfungsi sebagai buffer dalam cairan tubuh.
2. Sistem Pengaturan Pernapasan
Paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa
dengan membuang atau mempertahankan karbon dioksida, sebuah asam potensial.
Jika bergabung dengan air, karbon
dioksida membantu asam karbonat (
+
O
=
C
).
Reaksi ini bersifat revesible; asam karbonat diurai menjadi karbon dioksida dan
air. Bekerja sama dengan sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat, paru
mengatur keseimbangan asam-basa dan pH dengan mengubah kecepatan dan kedalaman
pernapasan. Respons sistem pernapasan terhadap perubahan pH berlangsung cepat,
dengan hitungan menit. Karbon dioksida merupakan stimulator kuat pusat
pernapasan. Apabila kadar asam karbonat dan karbon dioksida dalam darah meningkat. Karbon
dioksida merangsang dikeluarkan dan kadar asam karbonat menurun. Sebaliknya,
apabila kadar bikarbonat berlebihan, kecepatan serta kedalaman pernapasan
berkurang. Ini menyebabkan karbon dioksida ditahan, kadar asam karbonat
meningkat, dan kelebihan bikarbonat di netralkan. Kadar karbon dioksida dalam
darah diukur sebagai
,
atau tekanan parsial gas terlarut dalam darah.
adalah
tekanan karbon dioksida dalam darah vena. Pa
adalah tekanan karbon dioksida dalam arteri.
Pa
normalnya adalah 35 sampai 45 mmHg.
3. Sistem Renal
Walaupun buffer dengan sistem pernapsan dapat mengompensasikan
perubahan pH, ginjal pengaturan akhir jangka panjang dalam keseimbangan
asam-basa. Ginjal lebih lambat berespons terhadap perubahan, memerlukan
beberapa jam sampai beberapa hari untuk memperbaiki ketidak seimbangan, tetapi
responsnya lebih permanen dan selektif dibandingan sistem lain. Ginjal
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan secara selektif mengekskresikan
atau mempertahankan ion bikarbonat dan hydrogen. Apabila terjadi kelebihan ion
hydrogen dan pH turun, ginjal menuyerap kembali dan meregenerasi bikarbonat dan
mengekskresikan ion hydrogen. Dalam kasus alkalosis dan pH tinggi, kelebihan
bikarbonat diekskresikan dan ion hydrogen dipertahankan. Kadar normal
bikarbonat serum adalah 22 sampai 26 mEq/L.
F.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KESIMBANGAN CAIRAN
1. Temperatur
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses
pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak
kehilangan cairan.
2. Stres
Stres dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
cairan melalui proses peningkatan produksi ADH,karena proses ini dapat
meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang
dapat mengakibatkan retensi sodium dan air.
3. Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang
rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan
ketidakseimbangan sistem dalam tubuh, ketidakseimbangan hormonal dapat
mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
4. Diet
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah
cadangan makanan yang tersimpan didalamnya sehingga dalam tubuh terjadi
pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh
dalam jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
5. Usia
Perbedaaan usia menentukan luas permukaan
tubuh serta aktivitas organ. Sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
cairan
G.
ISTILAH- ISTILAH MASALAH PADA
KEBUTUHAN CAIRAN
1. Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara
berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan
ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi sebagai akibat
ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh,
antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi
natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke
intestinum. Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal
sebagai edema.
2. Overhidrasi
Terdapat 2 manisfestasi yang timbul akibat
kelebihan cairan yaitu peningkatan volume darah dan edema (merupakan kelebihan
cairan pada interstisial). Cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi
elastis dan hanya terdapat diantara jaringan.
3. Dehidrasi
Merupakan kekurangan cairan eksternal terjadi
karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan
merespon kekurangan cairan tubuh dengan menggosokkan cairan vaskuler. Sebagai
kompensasinya akibat dari penurunan cairan interstisial tubuh akan mengalirkan
cairan keluar sel. Penggosokkan cairan ini terjadi pada pasien diare dan
muntah. Ada 3 macam kekurangan volume cairan eksternal, yaitu:
a. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh
kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika
tubuh kehilangan lebih banyak air
daripada elektrolit
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika
tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air. Penurunan cairan tubuh
antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan
cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan). Selain mengganggu
keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula
berujung pada penurunan kesadaran, koma, bahkan bisa saja meninggal dunia. Dan
Jangan coba-coba menurunkan berat badan dengan cara dehidrasi karena anda akan
menanggung resiko gangguan pada ginjal anda.Penyebab tersering dehidrasi
diantaranya intens, muntah, demam, atau berkeringat yang berlebihan.
Katerisasi
uretra adalah suatu tindakan prosedural urin melalui uriricium uretra kedalam
kandung kemih dengan menggunakan kateter steril ( Depkes RI, 2006 ).
H.
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CAIRAN
Kebutuhan Cairan =
IWL (Insensible Water Loss) pada paru-paru
dan kulit masing-masing 350 mL.
Balance (Tanpa Kenaikan Suhu) = Intake –
Output
Balance (Dengan Kenaikan Suhu) =
+ IWL
Jika pasien outputnya terdapat feses, diare,
muntah, keringat, maka tiap poin bernilai 100 mL. Jika ada kata (diare 2x) maka
output menjadi 2x100mL. Dan jika ada kata ‘berlebih’ pada muntah dan keringat
(contoh:keringat berlebih) maka, berlaku 2x100 mL.
I.
IDENTIFIKASI KASUS
Menurut
kelompok kami, Tn. Zali mengalami Edema atau dependent Edema. Penimbunan cairan
secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh.
Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi
sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan
cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan
retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari
intravascular ke intestinum.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata
orang dewasa adalah air; cairan tubuh primer. Bila tubuh sehat maka volume ini
relative konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0.2 kg dalam
24 jam, tanpa memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi.
Usia,
jenis kelamin, dan lemak tubuh mempengaruhi air tubuh total. Bayi memiliki
proporsi air terbesar, yaitu 70% sampai 80 % dari berat tubuhnya, tetapi
proporsi air tubuh menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada individu yang
berusia lebih dari 60 tahun, air tubuh menurun sampai sekitar 50%, jaringan
lemakpada intinya bebas air, sementara jaringan tanpa lemak mengandung sejumlah
air secara bermakna. Air memberikan persentase lebih besar pada berat tubuh
orang kurus dibandingkan orang gemuk. Wanita, yang secara proporsional memiliki
lebih banyak lemak dibandingkan pria, memiliki persentasi air tubuh yang lebih
rendah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kozier, Barbara, dkk.(2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,
& Praktik volume 2 edisi 7. Jakarta: EGC
2. Ptter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan buku 3 edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika

0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog. See ya!