Catching Fire Kebutuhan Cairan | Bernessa's Imagination

Jumat, 05 Juni 2015

Kebutuhan Cairan

Hella everyone who is reading my blog!
it's been a while, isn't it?
Well, kali ini saya memposting makalah (yg sebenernya udah selesai dari beberapa bulan lalu, tapi baru sempet di post sekarang) ttg kebutuhan cairan. Untuk lebih jelasnya mending langsung baca aja. Bagi yang ingin copas sertakan back-link nya ya. Happy reading and blogging!

BAB I
PENDAHULUAN
      A.      Latar Belakang
Bila tubuh kita sehat, keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam dan basa dipertahankan di dalam tubuh tanpa upaya yang mencolok. Keseimbangan atau homeostatis fisiologis ini, bergantung pada beragam proses fisiologis yang mengatur asupan dan haluaran cairan serta pergerakan air dan terlarut diantara komponen tubuh.
Hampir setiap penyakit memiliki kemungkinan untuk mengancam keseimbangan ini. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, suhu yang ekstrem atau aktivitas yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan jika asupan air dan garam yang adekuat tidak dipertahankan. Upaya terapi, seperti penggunaan diuretic atau penghisapan nasogastrik, juga dapat menganggu homeostatis tubuh kecuali jika air dan elektrolit digantikan.


      B.      Rumusan Masalah
Tn. Zali usia 67 tahun seorang pensiunan, ia mengalami pertambahan BB sebanyak 4,5 kg selama 2 bulan terakhir. Ia mengatakan cincinnya terlalu ketat sehingga sulit dilepaskan, pergelangan kakinya membengkak jantungnya terkadang berdegup keras, ia merasa sesak nafas.
1.       Mengapa kebutuhan cairan penting bagi tubuh ?
2.       Coba jelaskan dengan skema atau bagan distribusi cairan tubuh kita !
3.       Coba jelaskan komposisi cairan tubuh!
4.       Bagaimana mekanisme pengaturan cairan tubuh?
5.       system tubuh apa yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan?
6.       Jelaskan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi keseimbangan cairan!
7.       Jelaskan istilah-istilah dibawah ini:
a.       edema
b.      overhidrasi
c.       dehidrasi
d.      kateterisasi
8.       Mengacu pada kasus Tn. Zali terkait cairan, istilah apa yang tepat untuk tuan zali?
9.       Apa yang menyebabkan kondisi tuan zali kelebihan cairan?
10.    Jelaskan mengenai pengukuran atau penghitungan keseimbangan cairan?

      C.      Tujuan
1.       Mendiskusikan fungsi, distribusi, pergerakan, dan pengaturan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
2.    Menggambarkan pengaturan keseimbangan asam-basa dalam tubuh, termasuk peran buffer, paru dan ginjal.
3.  Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam-basa.
4.       Mengumpulkan data pengkajian yang berhubungan dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.
5.       Mengumpulkan data pengkajian yang berhubungan dengan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa.

 
BAB II
PEMBAHASAN
      A.      KEBUTUHAN CAIRAN
Kenapa kebutuhan cairan penting bagi tubuh? Jawabannya adalah karena proprosi tubuh manusia sangat besar. Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air; cairan tubuh primer. Bila tubuh sehat maka volume ini relative konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0.2 kg dalam 24 jam, tanpa memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi.
Air sangat penting untuk kesehatan dan fungsi sel normal yang berperan sebagai:
1.       Sebuah medium untuk reaksi metabolic di dalam sel.
2.       Sebuah pengangkut zat gizi, produk sisa, dan zat lain.
3.       Sebuah pelumas.
4.       Sebuah penyekat dan penyerap guncangan.
5.       Sebuah cara dalam mengatur dan mempertahankan suhu tubuh.
Usia, jenis kelamin, dan lemak tubuh mempengaruhi air tubuh total. Bayi memiliki proporsi air terbesar, yaitu 70% sampai 80 % dari berat tubuhnya, tetapi proporsi air tubuh menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada individu yang berusia lebih dari 60 tahun, air tubuh menurun sampai sekitar 50%, jaringan lemakpada intinya bebas air, sementara jaringan tanpa lemak mengandung sejumlah air secara bermakna. Air memberikan persentase lebih besar pada berat tubuh orang kurus dibandingkan orang gemuk. Wanita, yang secara proporsional memiliki lebih banyak lemak dibandingkan pria, memiliki persentasi air tubuh yang lebih rendah.
 
      B.      DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH         
Cairan dalam tubuh didistribusikan dalam 2 kompartemen yang berbeda, salah satunya terdiri atas cairan intraseluler dan yang lainnya cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler (intracellular fluid/ICF) terdiri atas semua cairan yang berada dalam sel tubuh, sekitar 42% dari jumlah total berat badan. Pada dewasa sekitar 2/3 jumlah total cairan tubuh (kira-kira 28 liter pada rata-rata berat badan pria dewasa dan 20 liter pada wanita dewasa) terdiri atas cairan ekstraseluler (ekstracelluler fluid/ECF).
Cairan ekstraseluler adalah cairan semua cairan yang berada diluar sel, yang dibagi dalam 3 kompartemen kecil, yaitu: cairan interstisial, cairan intravaskular, dan cairan transeluler. Cairan ekstraseluler membentuk hingga 17% berat badan total, atau 1/3 jumlah total cairan tubuh. Cairan interstisial, yang terdiri atas cairan limfa, adalah cairan yang berada di antara sel dan di luar sistem vaskular.  Cairan intravascular adalah plasma darah yang ditemukan pada sistem vaskular. Cairan transeluler adalah cairan terpisah dari cairan tubuh lainnya yang dilindungi oleh selaput sel dan terdiri atas cairan serebrospinal, pleural, gastrointestinal, intraokuler, peritoneal, dan synovial. Kehilangan cairan transeluler dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
  
      C.      KOMPOSISI CAIRAN TUBUH
Saat cairan berpindah dari kompartemen tubuh, cairan terdiri atas substansi yang terkadang disebut mineral atau garam yang dikenal sebagai elektrolit. Elektrolit merupakan elemen atau campuran yang ketika dilarutkan atau dicampur dengan air atau cairan pelarut lainnya, dipisahkan menjadi ion yang bermuatan listrik. Elektrolit yang bermuatan positif disebut kation (misalnya, Natrium (Na+) , Kalium (K+), Kalsium (Ca2+). Elektrolit yang bermuatan negatif disebut dengan anion (misalnya, Klorida (CL-), bikarbonat (HCO3-), sulfat (SO4-). Jumlah volume cairan dan elektrolit harus dipertahankan dengan jumlah yang sesuai dalam tubuh. Tabel 41-1 menunjukan distribusi elektrolit dalam cairan tubuh.
TABEL 41-1 Distribusi Elektrolit dalam Cairan Tubuh
Elektolit
Cairan Ekstraseluler
Natrium (Na+)
Kalium (K+)
Kalsium (Ca2+)
Bikarbonat (HCO3-)

Klorida (CL-)
Magnesium (Mg2+)
Fosfat (PO42-)
135 - 145 mEq/L
3,5 – 5,0 mEq/L
4,5 – 5,5 mg/dl
22 – 26 (arteri) mEq/L
24 – 30 (vena) mEq/L
95 – 105 mEq/L
1,5 – 2,5 mEq/L
2,8 – 4,5 mg/dl
Elektrolit adalah bagian yang sangat penting dalam fungsi tubuh. Nilai miliekuivalen per liter (mEq/L) menunjukkan jumlah gram yang terdapat dalam larutan elektrolit spesifik (zat terlarut) dalam 1 liter plasma (larutan). Gula yang dilarutkan dalam air adalah contoh dari gula sebagai zat terlarut. Kristaloid adalah zat terlarut yang terdiri atas garam dan koloid molekul besar yang tidak mudah larut. Zat yang melarutkan zat terlarut dalam suatu larutan disebut dengan pelarut (chernecky, Macklin, dan Murphy Ende , 2006). Contohnya pada gula dan teh, teh merupakan pelarut. Dalam tubuh, air merupakan pelarut dan zat terlarutnya adalah elektrolit oksigen, karbondioksida, glukosa, dan protein.
Mineral dicerna sebagai suatu senyawa dan berada dalam jaringan dan cairan tubuh. Mineral berfungsi untuk mempertahankan proses fisiologis. Mineral juga berperan sebagai katalis dalam syaraf, kontraksi otot, dan metabolism nutrisi dalam makanan. Mineral juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone serta memperkuat struktur rangka. Contoh mineral adalah zat besi dan seng.
      
      D.      PENGATURAN CAIRAN TUBUH
Pada orang sehat, volume dan komposisi kimia kompartemen cairan teta[ berada dalam batasan aman yang sempit. Normalnya asupan cairan dan kehilangan cairan seimbang. Penyakit dapat mengganggu keseimbangan ini sehingga tubuh memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan.
1.       Asupan Cairan
Selama periode aktivitas sedang pada suhu sedang, rata-rata orang dewasa meminum sekitar 1.500 mL cairan perhari tetapi kebutuhannya adalah 2.500 mL perhari, butuh tambahan 1000 mL. volume tambahan iniselama proses metabolic. Yang menarik, kandungan air dalam makanan relative besar, dapat memberikan sekitar 750 mL perhari. Kandungan air dari sayuran segar sekitar 90%, dari buah-buahan segar sekitar 85%, dan dari daging tanpa lemak sekitar 60%.
Air yang dihasilkan dari metabolism makanan terhitung sebagai volume sisa cairan yang paling dibutuhkan. Jumlahnya sekitar 200 mL perhari untuk rata-rata orang dewasa.
Mekanisme haus merupakan pengatur primer asupan cairan. Pusat haus berlokasi di hipotalamus otak. Sejumlah stimulus memicu pusat ini, termasuk tekanan osmotic cairan tubuh, volume vascular, dan angiostensin (sebuah hormon yang dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan laliran darah ke ginjal).


2.       Haluaran Cairan.
Cairan yang keluar dari tubuh menjadi penyeimbang asupan cairan rata-rata orang dewasa sebesar 2.500 mL.
3.       Mempertahankan Homeostatis
Volume dan komposisi cairan tubuh diatur melalui beberapa mekanisme homeostatik. Sejumlah system tubuh turut andilpada oengaturan ini, termasuk ginjal, system endoktrin, system kardiovaskular, paru, dan system pencernaan. Hormone seperti antidiuretik (antidiuretik hormone, ADH; juga dikenal sebagai arginin vasopressin atau AVP), system rennin-angiostensin-aldosteron, dan factor natriuretik atrial dilibatkan, sebagai mekanisme untuk memantau dan mempertahankan volume vascular.

      E.       SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN
Cairan tubuh dipertahankan dalam kisaran sempit yang sedikit bersifat alkali. pH normal darah arteri adalah 7,35 sampai 7,45. Asam secara kontinu diproduksi selama metabolism. Beberapa sistem tubuh termasuk buffer, sistem pernapasan, dan sistem renal berperan aktif dalam mempertahankan keseimbangan pH. Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan menetralkan kelebihan asam atau basa. Paru dan ginjal membantu mempertahankan pH normal baik dengan mengekskresikan atau mempertahankan asam dan basa.
1.       Sistem Buffer
Buffer mencegah perubahan berlebihan dalam pH dengan mengeluarkan atau melepaskan ion hydrogen. Jika kelebihan ion hydrogen terdapat dalam cairan tubuh, buffer berikatan dengan ion hydrogen, meminimalkan perubahan pH. Kerja buffer bersifat cepat, tetapi kemampuannya terbatas dalam mempertahankan atau mengembalikan keseimbangan asam-basa normal.
Sistem buffer utama dalam CES adalah sistem bikarbonat dan asam bikarbonat saat asamnya kuat seperti asam hidroclorida ditambahkan, asam ini akan berkombinasi dengan bikarbonat dan pH turun hanya sedikit. Sebuah basa yang kuat seperti natrium hidroksida berkombinasi dengan asam karbonat, asam yang lemah dalam asam buffer, dan pH tetap berada dalam rentang normal yang sempit. Jumlah bikarbonat dan asam bikarbonat dalam tubuh bervariasi, namun, selama resiko 20 bagian bikarbonat berbanding satu bagian asam bikarbonat dipertahankan, pH tetap berada dalam rentang normal 7,35 sampai 7,45. Menambahkan asam yang kuat CES dapat mengubah rasio ini karena bikarbonat berkurang dalam menetralkan asam. Apabila ini terjadi, pH menurun, terjadi sebuah kondisi yang disebut asidosis. Rasio dapat juga diganggu dengan menambahkan basa yang kuat ke CES, mengurangi asam bikarbonat saat berkombinasi dengan basa. Dalam kasus ini, pH meningkat dan klien mengalami alkalosis. Selain sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat, protein plasma, hemoglobin, fosfat juga berfungsi sebagai buffer dalam cairan tubuh.
2.       Sistem Pengaturan Pernapasan
Paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan membuang atau mempertahankan karbon dioksida, sebuah asam potensial. Jika bergabung dengan  air, karbon dioksida membantu asam karbonat ( + O = C ). Reaksi ini bersifat revesible; asam karbonat diurai menjadi karbon dioksida dan air. Bekerja sama dengan sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat, paru mengatur keseimbangan asam-basa dan pH dengan mengubah kecepatan dan kedalaman pernapasan. Respons sistem pernapasan terhadap perubahan pH berlangsung cepat, dengan hitungan menit. Karbon dioksida merupakan stimulator kuat pusat pernapasan. Apabila kadar asam karbonat dan karbon  dioksida dalam darah meningkat. Karbon dioksida merangsang dikeluarkan dan kadar asam karbonat menurun. Sebaliknya, apabila kadar bikarbonat berlebihan, kecepatan serta kedalaman pernapasan berkurang. Ini menyebabkan karbon dioksida ditahan, kadar asam karbonat meningkat, dan kelebihan bikarbonat di netralkan. Kadar karbon dioksida dalam darah diukur sebagai , atau tekanan parsial gas terlarut dalam darah. adalah tekanan karbon dioksida dalam darah vena. Pa  adalah tekanan karbon dioksida dalam arteri. Pa  normalnya adalah 35 sampai 45 mmHg.
3.       Sistem Renal
Walaupun buffer dengan sistem pernapsan dapat mengompensasikan perubahan pH, ginjal pengaturan akhir jangka panjang dalam keseimbangan asam-basa. Ginjal lebih lambat berespons terhadap perubahan, memerlukan beberapa jam sampai beberapa hari untuk memperbaiki ketidak seimbangan, tetapi responsnya lebih permanen dan selektif dibandingan sistem lain. Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan secara selektif mengekskresikan atau mempertahankan ion bikarbonat dan hydrogen. Apabila terjadi kelebihan ion hydrogen dan pH turun, ginjal menuyerap kembali dan meregenerasi bikarbonat dan mengekskresikan ion hydrogen. Dalam kasus alkalosis dan pH tinggi, kelebihan bikarbonat diekskresikan dan ion hydrogen dipertahankan. Kadar normal bikarbonat serum adalah 22 sampai 26 mEq/L.

      F.       FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESIMBANGAN CAIRAN
1.       Temperatur
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.
2.       Stres
Stres dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan melalui proses peningkatan produksi ADH,karena proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat mengakibatkan retensi sodium dan air.
3.       Sakit
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh, ketidakseimbangan hormonal dapat mengganggu keseimbangan kebutuhan cairan.
4.       Diet
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan didalamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang dapat berpengaruh dalam jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
5.       Usia
Perbedaaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ. Sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan

      G.     ISTILAH- ISTILAH MASALAH PADA KEBUTUHAN CAIRAN
1.       Edema
Edema adalah penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum. Pembengkakan jaringan akibat kelebihan cairan interstisium dikenal sebagai edema.
2.       Overhidrasi
Terdapat 2 manisfestasi yang timbul akibat kelebihan cairan yaitu peningkatan volume darah dan edema (merupakan kelebihan cairan pada interstisial). Cairan interstisial tidak terikat dengan air, tetapi elastis dan hanya terdapat diantara jaringan.
3.       Dehidrasi
Merupakan kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan menggosokkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasinya akibat dari penurunan cairan interstisial tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel. Penggosokkan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada 3 macam kekurangan volume cairan eksternal, yaitu:
a.       Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang
b.      Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak  air daripada elektrolit
c.       Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air. Penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan). Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, bahkan bisa saja meninggal dunia. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada ginjal anda.Penyebab tersering dehidrasi diantaranya intens, muntah, demam, atau berkeringat yang berlebihan.
d.      Kateterisasi
Katerisasi uretra adalah suatu tindakan prosedural urin melalui uriricium uretra kedalam kandung kemih dengan menggunakan kateter steril ( Depkes RI, 2006 ).
 
      H.     PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CAIRAN
Kebutuhan Cairan =
IWL (Insensible Water Loss) pada paru-paru dan kulit masing-masing 350 mL.
Balance (Tanpa Kenaikan Suhu) = Intake – Output
Balance (Dengan Kenaikan Suhu) =  + IWL
Jika pasien outputnya terdapat feses, diare, muntah, keringat, maka tiap poin bernilai 100 mL. Jika ada kata (diare 2x) maka output menjadi 2x100mL. Dan jika ada kata ‘berlebih’ pada muntah dan keringat (contoh:keringat berlebih) maka, berlaku 2x100 mL.



      I.        IDENTIFIKASI KASUS
Menurut kelompok kami, Tn. Zali mengalami Edema atau dependent Edema. Penimbunan cairan secara berlebihan di antara sel-sel tubuh atau di dalam berbagai rongga tubuh. Keadaan ini sering dijumpai pada praktek klinik sehari-hari yang terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan faktor-faktor yang mengontrol perpindahan cairan tubuh, antara lain gangguan hemodinamik system kapiler yang menyebabkan retensi natrium dan air, penyakit ginjal serta perpindahannya air dari intravascular ke intestinum.

 
BAB III
PENUTUP
      A.      Kesimpulan
Sekitar 46% sampai 60% berat badan rata-rata orang dewasa adalah air; cairan tubuh primer. Bila tubuh sehat maka volume ini relative konstan dan berat badan individu bervariasi kurang dari 0.2 kg dalam 24 jam, tanpa memperhatikan jumlah cairan yang dikonsumsi.
Usia, jenis kelamin, dan lemak tubuh mempengaruhi air tubuh total. Bayi memiliki proporsi air terbesar, yaitu 70% sampai 80 % dari berat tubuhnya, tetapi proporsi air tubuh menurun seiring dengan pertambahan usia. Pada individu yang berusia lebih dari 60 tahun, air tubuh menurun sampai sekitar 50%, jaringan lemakpada intinya bebas air, sementara jaringan tanpa lemak mengandung sejumlah air secara bermakna. Air memberikan persentase lebih besar pada berat tubuh orang kurus dibandingkan orang gemuk. Wanita, yang secara proporsional memiliki lebih banyak lemak dibandingkan pria, memiliki persentasi air tubuh yang lebih rendah.

 
DAFTAR PUSTAKA

1.       Kozier, Barbara, dkk.(2010). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik volume 2 edisi 7. Jakarta: EGC
2.       Ptter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan buku 3 edisi 7. Jakarta: Salemba Medika

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for visiting my blog. See ya!

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree CSS Templates dreamweaver