Catching Fire Konsep Diri | Bernessa's Imagination

Jumat, 27 Februari 2015

Konsep Diri

BAB I
PENDAHULUAN
      A.     Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien.
 
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian konsep diri?
2.      Apa saja dimensi konsep diri?
3.      Bagaimana proses pembentukan konsep diri?
4.      Apa saja komponen konsep diri?
5.      Apa saja factor yang mempengaruhi konsep diri?
6.      Adakah contoh identifikasi kasus konsep diri yang terganggu?

C.     Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian konsep diri.
2.      Untuk menjelaskan dimensi konsep diri.
3.      Untuk menjelaskan proses pembentukan konsep diri.
4.      Untuk menjelaskan komponen konsep diri.
5.      Untuk menjelaskan factor yang mempengaruhi konsep diri.
6.      Memberikan contoh identifikasi konsep diri yang terganggu.

BAB II
PEMBAHASAN
      A.     Pengertian Konsep Diri
Konsep diri mencakup semua persepsi diri, yaitu penampilan, dan  keyakinan yang mempengaruhi perilaku dan ditunjukkan ketika menggunakan kata-kata saya atau aku. Konsep diri adalah gagasan komppleks yang mempengaruhi:
1.      Cara individu berpikir, berbicara, dan bertindak.
2.      Cara individu memandang dan memperlakukan orang lain.
3.      Pilihan yang dibuat seseorang.
4.      Kemampuan untuk memberi dan menerima cinta
5.      Kemampuan untuk bertindak dan mengubah sesuatu.
Konsep diri merupakan citra mental individu. Konsep yang positif penting untuk kesehatan mental dan fisik individu. Individu ang memiliki konsep diri positif lebih mampu mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap penyakit psikologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat seharusnya lebih mampu menerima atau beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi sepanjang hidupnya.
Selain mengidentifikasi individu yang memiliki konsep diri negative, perawat juga bertanggung jawab mengidentifikasi kemungkinan penyebab konsep diri negative guna membantu individu tersebut untuk mengembangkan pandangan positif terhadap dirinya. Individu yang memiliki konsep diri yang buruk dapat mengungkapkan perasaan tidak berharga, tidak menyukai diri sendiri, atau bahkan membenci diri sendiri, yang dapat diproyeksikan kepada orang lain. Individu yang memiliki konsep diri yang buruk dapat merasa sedih ataubputus asa dan dapat menyatakan tidak memiliki energy bahkan untuk melakukan tugas yang paling sederhana sekalipun.
Dibawah ini merupakan definisi-definisi dari berbagai ahli, yaitu:
1.      Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
2.      Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3.      Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
4.      Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
5.      Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6.      Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.  
      B.     Dimensi Konsep Diri.
Konsep diri individu terbagi kedalam 4 dimensi, yaitu :
1.      Actual self-concept : adalah bagaimana mereka sesungguhnya melihat dirinya sendiri saat ini
2.      Ideal self-concept : adalah bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri
3.      Private self-concept : adalah bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka.
4.      Social self-concept : adalah bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka.
Individu yang menganggap “cara saya memandang diri saya” lebih penting daripada “cara orang lain memandang saya” disebut me-centered (berpusat pada diri sendiri). Mereka berusaha keras untuk mewujudkan harapan mereka dan bersaing hanya dengan dirinya sendiri, bukan dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang sangat other­-centered (berpusat pada orang lain) sangat membutuhkan persetujuan dari orang lain dan berusaha keras untuk mewujudkan harapan orang lain, membandingkan, bersang, dan mengevaluasi diri mereka terhadap orang lain. Mereka cenderung tidak berurusan dengan kekurangan personal mereka, tidak mampu bersikap asertif terhadap diri sendiri, dan takut akan penolakan. Oleh karena itu konsep diri yang positif dimiliki oleh individu me-centered dan terbentuk tanpa banyak dipengaruhi oleh pendapat orang lain. 

      C.     Pembentukan Konsep Diri
Individu tidak dilahirkan dengan konsep diri, tetapi, konsep diri berkembang dari interaksi social dengan orang lain.
Menurut Erikson (1963), sepanjang hidup individu menghadapi tugas perkembangan yang terkait dengan tahap psikososial yang memberikan kerangka kerja toreris. Keberhasilan individu menyelesaikan tugas perkembangan konsep diri. Ketidakmampuan menyelesaikan tugas perkembangan menimbulkan masalah konsep diri pada saat tersebut, dan sering kali, pada masa mendatang.
Terdapat tiga langkah besar dalam perkembangan konsep diri individu:
1.      Bayi belajar bahwa fisik diri terpisah dan berbeda dari lingkungan
2.      Anak menginternalisasi sikap orang lain kedalam dirinya.
3.      Anak dan orang dewasa menginternalisasi standar masyarakat.
Istilah global diri mengacu pada keyakinan dan citra kolektif yang dipegang individu mengenai dirinya sendiri. Global diri merupakan gambaran yang paling lengkap yang dapat diberikan individu kepada dirinya sendiri pada satu waktu. Global diri juga merupakan kerangka referensi individu untuk mengalamu dan memandang dunia. Beberapa keyakinan dan citra ini mewakili pernyataan fakta, seperti “Saya seorang wanita”, “saya seorang ibu”, “saya pendek” sementara yang lain mengacu pada aspek diri yang kurang nyata, misalnya “saya kompeten”, “saya pemalu”.
Setiap citra dan keyakinan yang berbeda dipegang individu mengenai dirinya sendiri sangat terkait dengan konsep diri. Akan tetapi konsep diri tidak gabungan dari bagian-bagianya, karena berbagai citra dan keyakinan yang dipegang individu mengenai diri mereka sendiri tidak sama berat dan tidak sama menonjol. Konsep diri masing-masing individu serupa dengan satu bagian seni. Keyakinan dan citra yang paling vital bagi identitasz individu terletak di pusat seni tersebut. Pusat tersebut merupakan konsep diri inti.
Orang-orang berfikir untuk mendasarkan konsep dirinya pada bagaimana mereka merasakan dan mengevaluasi diri mereka sendiri pada area berikut :
1.      Penampilan vokasional
2.      Fungsi intelektual
3.      Penampilan personal dan ketertarikan fisik
4.      Ketertarikan dan penampilan seksual
5.      Disukai orang lain
6.      Kemampuan menghadapi dan menyelesaikan masalah.
7.      Kemandirian
8.      Bakat tertentu.
Menjaga dan mengevaluasi konsep diri individu merupakan proses yang berkelanjutan, kejadian atau situasi dapat merubah tingkat konsep diri sepanjang waktu. Pada saat individu mencapai kedewasaan, konsep diri dasar mereka relative berkembang baik. Memiliki konsep diri dasar mencakup bagaimana kita melihat diri kita sendiri dan bagaimana kita dipandang orang lain. Selain itu, terdapt ideal diri, yaitu bagaimana kita seharusnya atau bagaimana yang kita inginkan. Ideal diri adalah persepsi individu mengenai bagaimana seseorang sebaiknya berprilaku berdasarkan standar personal tertentu, aspirasi, tujuan, dan nilai. Terkadang ideal diri ini realistis, terkadang tidak realistis. Ketika anggapan diri mendekati ideal diri, individu tidak berharap untuk menjadi jauh berbeda dari diri mereka saat ini.
Kesenjangan antara ideal diri dan anggapan diri dapat menjadi insentif untuk oerbaikan diri. Namun, apabila kesenjangannya besar, mengakibatkan harga diri rendah. Perawat seperti orang dewasa lainnya memandang diri mereka sendiri berdasarkan pada input internal dan eksternal yang diperoleh selama bertahun-tahun kemampuan untuk menilai kekuatan yang dimiliki seseorang keinginan untuk mengikuti jejak model peran, dan umpan yang diterima dari rekan kerja dan klien adalah beberapa pengaruh tersebut terhadap konsep diri perawat.

      D.     Komponen Konsep Diri
Terdapat empat komponen konsep diri :
1.      Identitas personal
Merupakan sensasi individualitas dan keunikan yang disadari dan secara kontinyu muncul sepanjang hidup. Indivdu sering kali memandang identitas mereka dari nama, jenis kelamin, usia, ras, asal etnis atau budaya, pekerjaan atau peran, bakat dan karakteristik situasional lainnya.
Identitas personal juga mencakup keyakinan dan nilai, kepribadian, dan karakter. Sebagai contoh, apakan seseorang percaya diri, bersahabat, berhati-hati, murah hati, egois? Oleh karena itu, identitas personal terdiri dari identitas yang nyata dan factual seperti nilai dan keyakinan. Identitas adalah sesuatu yang membedakan diri sendiri dari orang lain.
2.      Citra Tubuh
Cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan, dan fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek kognitif dan afektif. Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya, efektif mencakup sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan,dan gerakan fisik. Citra tubuh adalah gabungan dari kesadaran, dan ketidaksadaran yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya.
3.      Peran
Sekumpulan harapan mengenai bagaimana individu yang menempati satu posisi tertentu berprilaku. Performa peran menghubungkan apa yang dilakukan individu dan peran tertentu dengan perilaku yang diharapkanoleh peran tersebut. Penguasaan peran berarti bahwa perilaku individu memenuhi harapan social. Harapan atau standar perilaku peran, didekatkan oleh masyarakat, kelompok budaya, atau kelompok yang lebih kecil yang salah satu anggotanya adalah individu tersebut.
4.      Harga Diri
Penilaian individu akan harga dirinya yaitu bagaimana standar dan penampilan dirinya dibandingkan dengan standar dan penampilan orang lain dan dengan dirinya sendiri. Apabila harga diri seseorang tidak sesuai dengan ideal dirinya, terjadi penurunan konsep diri.
Harga diri berasal dari diri sendiri dan orang lain. Pada saat bayi harga diri dikaitkan dengan evaluasi dan penerimaan penghasuh. Selanjutnya, harga diri anak dipengaruhi oleh kompetisi dengan orang lain.

      E.     Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri individu dipengaruhi oleh banyak factor. Factor utama adalah perkembangan, keluarga dan budaya, stressor, sumber, riwayat, keberhasilan dan kegagalan, serta penyakit.
1.      Perkembangan
Saat individu berkembang, factor yang mepengaruhi konsep berubah. Sebagai contoh , bayi membutuhkan lingkungan yang suportif dan penuh kasih sayang, sementara anak-anak ,membutuhkan kebebasan untuk mengalih dan belajar.
2.      Keluarga dan Budaya.
Nilai yang dianut kecil sangat dipengaruhi oleh keluarga dan budaya. Selanjutnya, teman sebaya mempengaruhi anak dan dengan demikian mempengarhi rasa dirinya. Ketika anak berkonfrontasi dengan membedakan harapan dari keluarga, budaya, dan teman sebaya dan rasa diri anak sering kali membingungkan. Sebagai contoh, anak mungkin  menyadari bahwa orang tuanya mengharapkan ia tidak minum alcohol. Pada saat bersamaan teman sebayanya memimun bir dan mendorongnya untuk menghabiskan malam Sabtunya dengan mereka.
3.      Sressor
Stresos dapat menguatkan konsep diri saat individu berhasil mengahadapi masalah. di pihak lain, stresora yang berlebihan dapat menyebabkan respons maladaptif termasuk penyalahgunaan zat, menarik diri, dan ansietas. Kemampuan individu untuk menangani stresor sangat bergantung pada sumber daya personal.
4.      Sumber daya
Individu memliki sumber daya internal dan eksternal. Contoh sumber daya internal adalah rasa percaya diri dan nilai diri, sedangkan sumber daya eksternal meliputi jaringan dukungan, pendanaan yang memadai, dan organisasi. Secara umum, semakin besar jumlah sember daya yang dimiliki dan digunakan indiviu, pengaruhnya pada konsep diri semakin posirif.
5.      Riwayat keberhasilan dan kegagalan
Individu yang pernah mengalami kegagalan mengagap diri mereka sebagai orang yang gagal, sementara individu yang memiliki riwayat  keberhasilaan memiliki konsep diri yang lebih positif, yang kemungkinan dapat mencapai lebih banyak keberhasilan.
6.      Penyakit
Penyakit dan trauma juga dapat mempengaruhi konsep diri. Seorang wanita yang telah menjalani mastektomi mungkin memandang diri mereka tidak menarik lagi. Selain itu, kehilangan akibat mastektomi dapat mempengaruhi cara ia bertindak dan menilai dirinya sendiri.

      F.      Identifikasi Kasus
Konsep diri merupakan citra mental individu. Konsep diri yang positif penting untuk kesehatan mental dan fisik individu. Yang memiliki konsep diri positif lebih mampu mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap penyakit psikologis dan fisik. Cara pandang individu terhadap dirinya mempengaruhi interaksi dengan orang lain. Berikut beberapa contoh kasus yang telah kami identifikasi:
1.      Kasus A
Nn. Zulayka 25th, dipasang kolostomi permanen sejak 5 hari yang lalu karena mengalami Ca. Colon Sigmoid. Ketika ners mengganti kantong kolostomi Nn. Zulayka mengatakan “Saya sangat tidak percaya diri atau malu karena ini. Bagaimana orang akan melihat hal ini?” Ia menghindari untuk melihat stoma dan menutup mata dengan tangan
Identifikasi: Menurut kami, konspe diri yang terganggu adalah Citra tubuh, karena dia tidak percaya diri akan tubuhnya yang tidak sesuai dengan yang dia inginkan.

2.      Kasus B
Ny. Rere 53th, hemiplegia sisi kanan mengatakan “walaupun saya rajin datang ke pusat rehabilitasi untuk belajar cara melakukan pekerjaan rumah tangga, suami saya yang malang masih harus banyak membantu saya dalam memasak dan membersihkan rumah.”
Identifikasi: Menurut kami, konsep diri yang terganggu adalah Peran, karena Ny. Rere belum bisa menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga sesuai yang diharapkan suaminya.

3.      Kasus C
Adi seorang mahasiswa tingkat I DIII keperawatan. Ia mengaku selalu hadir mengikuti kuliah dan selalu belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh meski hari libur atau akhir pekan. Namun prestasinya tidak memuaskan ayahnya yang mengharapkan nilai A disemua mata kuliah. “Saya sulit memenuhi harapan ayah saya, Ia selalu menganggap saya tidak sehebat kakak saya.”
Identifikasi: Menurut kami, komponen konsep diri yang terganggu adalah Harga Diri, karena Adi telah menjalankan perannya sebagai mahasiswa dengan baik namun ayahnya tetap membandingkan Adi dengan kakaknya. Hal ini membuat Adi merasa harga dirinya lebih rendah oleh kakaknya.

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Konsep diri merupakan citra mental individu. Konsep yang positif penting untuk kesehatan mental dan fisik individu. Individu ang memiliki konsep diri positif lebih mampu mengembangkan dan mempertahankan hubungan interpersonal dan lebih tahan terhadap penyakit psikologis dan fisik. Individu yang memiliki konsep diri yang kuat seharusnya lebih mampu menerima atau beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi sepanjang hidupnya.
Individu yang menganggap “cara saya memandang diri saya” lebih penting daripada “cara orang lain memandang saya” disebut me-centered (berpusat pada diri sendiri). Sebaliknya, orang yang sangat other­-centered (berpusat pada orang lain) sangat membutuhkan persetujuan dari orang lain dan berusaha keras untuk mewujudkan harapan orang lain, membandingkan, bersang, dan mengevaluasi diri mereka terhadap orang lain.

B.     Saran
Menurut kelompok kami, sebagai perawat kita harus memahami setiap konsep diri yang sudah melekat disetiap orang. Kita harus mampu menyeimbangkan bagaimana harus bertindak antara pasien yang memiliki konsep diri yang positif dan pasien dengan konsep diri yang negative agar tidak terjadi kesalahpahaman antara perawat dan pasien.

 
DAFTAR PUSTAKA
1.      Kozier, Barbara, dkk. (2010). Fundamental Keperawatan volume 2. Jakarta: EGC

0 komentar:

Posting Komentar

Thank you for visiting my blog. See ya!

 
Free Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Website TemplatesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS TemplatesFree Wordpress ThemesFree CSS Templates dreamweaver