Kontroversi Hati by Kawaguchi Ryuumei
Naruto by Masashi Kishimoto
.
WARNING!!
Fic ini
hanya untuk meramaikan kamus terbaru di Indonesia.
Ga perlu
saya sebutkan nama saya yakin kalian semua udah tau.
.
“Kalian ini, tak ada hari tanpa
bertengkar,”
Yamanaka Ino berdecak kesal mendapati
sahabatnya, Haruno Sakura, kembali bertengkar dengan kekasihnya, Akasuna no
Sasori. Gadis berparas cantik itu sampai terheran-heran dibuatnya. Setiap hari
ia harus menjadi saksi atas pertengkaran yang menurutnya sangatlah tidak
penting.
Ia memaklumi Haruno Sakura yang
memang pada dasarnya adalah seorang gadis yang sensitive, bahkan terkadang suka
bertindak diluar dugaan. Tapi untuk Akasuna no Sasori, sungguh, Yamanaka Ino
tidak tahu harus berkata apa tentang pemuda baby
face yang menjabat sebagai kekasih dari sahabat pinknya itu.
Yang Ino tahu, Akasuna no Sasori
adalah pemuda tampan —lebih tepatnya manis— yang ada di kampusnya. Ia menduduki
peringkat ketiga setelah Uchiha bersaudara dari sepuluh pemuda tampan yang
menempuh pendidikan di Konoha University. Sifatnya pendiam, bahkan ia tak
mempunyai stok ekspresi yang manusiawi. Setiap hari wajah imutnya selalu datar.
Tapi jika kau sudah mengenal pemuda ini sampai ke akar-akarnya, kau pasti akan
langsung melenyapkan kata cool yang
melekat kuat pada pemuda berambut merah bata acak-acakan itu.
Tapi
semenjak pemuda itu merangkap jabatan sebagai kekasih Sakura, Ino baru tahu
betapa berlebihannya sifat pemuda itu. Contohnya saja saat ini, mereka akan
makan siang disebuah restoran sederhana yang tak jauh dari kampus mereka dan
Ino harus menahan emosinya karena mereka lagi-lagi bertengkar hanya karena
posisi duduk yang menurut Sasori tidaklah menyenangkan hatinya. Sakura ingin
agar Sasori duduk di depannya dan Ino duduk di sampingnya, tapi Sasori ingin
kalau Sakura duduk di sampingnya dan membiarkan Ino duduk berdua dengan
kekasihnya, Shimura Sai, dengan alasan ia tak mau terpisah jauh dari gadis
kesayangannya itu.
Demi apapun
yang ada di dunia ini, jarak antara bangku mereka hanya terpisahkan oleh sebuah
meja persegi panjang! Apakah itu masih pantas untuk dibilang jauh? Bahkan untuk
bergenggaman tangan pun dengan jarak yang hanya terpisahkan sebuah meja masih
bisa! Sungguh, Ino tak habis pikir dengan jalan pikiran mereka berdua.
Bisa-bisanya bertengkar hanya karena masalah posisi duduk. Dan Ino sangat yakin
lebih dari seratus persen, kalau setelah ini mereka akan kembali bertengkar
tentang makanan apa yang akan mereka makan nantinya. Kebiasaan ini sudah
tercatat jelas dalam otaknya.
Dan benar saja,
setelah pertengkaran kecil mereka berhasil dimenangkan oleh Sakura, kini mereka
kembali berdebat soal makanan yang akan mereka makan. Sakura ingin makan sushi,
sedangkan Sasori ingin makan yakiniku, sedangkan Ino dan Sai harus kembali
makan hati karena dongkol dengan perdebatan yang selalu muncul ketika mereka
mengadakan kencan bersama. Waktu makan siang mereka terkadang menjadi satu jam
lebih lama hanya karena dua sejoli ini tak bisa berhenti berdebat meski hanya
lima menit.
“Aku ingin
makan sushi, Sasori. Kalau kau ingin makan yakiniku ya sana, pesan saja
sendiri. Aku sedang tidak ingin makan itu,” kata Sakura memulai perdebatan.
Sasori
menggeleng mantap. “Tidak, Sakura. Aku sudah mengalah padamu untuk duduk
disamping mayat hidup ini dan sekarang kau harus menurutiku untuk makan
yakiniku,” kata Sasori datar.
Sai yang
dibilang mayat hidup langsung mendelik sinis pada Sasori dan hanya dibalas
dengan ekspresi datar pemuda itu. Perempatan juga muncul pada sebelah dahi Ino
saat mendengar kata ‘mayat hidup’ yang terlontar dengan lancar dari bibir tipis
Akasuna muda itu.
Jika dilihat
dari luar, Sasori memang tampak biasa saja, datar, dingin dan sangat jarang
mengeluarkan suaranya bila ditanya sekalipun. Tapi sekarang, Ino harus mengelus
dada setiap hari ketika mereka mengadakan double date. Bahkan ia harus rela
menahan isi perutnya agar tidak keluar di sembarang tempat.
“Kau ini,
aku sudah bilang sedang tak ingin makan yakiniku. Biarkan aku makan sushi,”
rajuk Sakura.
“Sekali
tidak tetap tidak,” sahut Sasori.
Sakura
merengut kesal mendapat jawaban menjengkelkan dari Sasori. Apa salahnya sih
kalau aku ingin makan sushi? Toh sama-sama mengenyangkan, pikir Sakura.
Ino yang
sudah panas mendengar perdebatan itu langsung saja mendelik tajam pada pasangan
‘harmonis’ itu. “Bisakah kalian berhenti berdebat? Kita ke sini untuk makan
bukan untuk mendengar perdebatan kalian,” kata Ino sambil menjambak rambutnya
yang digerai karena saking kesalnya.
“Kemarikan
buku menunya, biar aku yang memilih,” kata Ino sambil merebut buku menu dari
tangan Sakura, lalu melanjutkan ucapannya. “kenapa kalian selalu saja
kontroversi hati sih?” katanya sambil membolak-balik buku menu dengan kesal.
Sai yang
melihat gadisnya kesal hanya tersenyum tipis. Dia sudah hafal benar tabiat Ino
jika sudah kesal dengan sesuatu.
“Sini
kembalikan,” kata Sakura merebut buku itu kembali. “kalau kau yang memilih
pasti akan lebih dari tiga menu untuk dirimu sendiri. Lagi pula kontrovesi hati
itu masih wajar untuk kami yang masih merajut komitmen,” lanjutnya sok intelek.
Ino kembali
merebutnya dan langsung membacanya dengan menumpu pada pahanya agar tidak lagi
direbut oleh Sakura. “Kau fikir aku seperti Chouji yang selalu makan tanpa
henti,” katanya kesal. “lagipula makan lebih dari tiga menu itu masih wajar,”
Sakura
memutar mata bosan. “Wajar darimana? Pahamilah Ino, Negara kita ini sedang
mengalami labil ekonomi,”
“Bahasamu
terlalu tinggi, forehead,” kata Ino.
Sakura hanya mengendikkan bahu tak peduli.
“Sudahlah
biar aku saja yang memesan,” kata Sasori yang sedari tadi bungkam. Ia
mengangkat sebelah tangannya untuk memanggil pelayan.
Setelah
pelayan datang, mencatat dan mengulang semua pesanan mereka, pelayan itu
langsung pergi untuk menyiapkan semua pesanan yang totalnya lebih dari delapan
menu. Tentunya yang paling mendominasi adalah pesanan Ino.
“Pesananmu
banyak sekali, kau yakin bisa menghabiskannya, pig?” tanya Sakura dengan menaikkan sebelah alis.
“Tentu,
statutisasi kemakmuran keluargaku sekarang ini tengah meningkat,” balasnya
bergurau. Mengikuti tata bahasa ngawur seorang tunangan selebritis yang
sekarang tengah menjadi trending topic
di dunia maya maupun dunia intertaiment.
“Daripada
kau, yang selalu mengkudeta hati Sasori hanya karena hal sepele seperti memesan
makanan,”
Sasori
mendengus geli saat Ino berucap seperti itu. Mengkudeta hati katanya? Bahasa
macam apalagi itu?
“Bukankah
jika Sasori dan Sakura selalu terlibat kontroversi hati akan membuat mereka
menjadi pasangan yang harmonisiasi?”
Dan
meledaklah tawa Sakura dan Ino begitu mendengar pernyataan polos nan
membingungkan yang keluar dari mulut Sai. Sedangkan Sasori hanya mendengus geli
saat kata-kata ngawur itu kembali terucap.
.
FIN
Haha asli
gaje banget! Maaf kalo feel nya ga
dapet. Saya ngetik fic ini waktu lagi ngakak pas dengerin kata-kata *peep* di salah satu tv swasta. Tiba-tiba aja ide ini lewat. Emang bener2
gaje dan saya minta map kalo masih banyak kekurangan. :)

0 komentar:
Posting Komentar
Thank you for visiting my blog. See ya!